Buruh Garmen di Purwakarta Ini Bakal Dapat Duit Rp 11,9 Miliar, Ini Kisah di Baliknya
Sebanyak 238 buruh garmen PT Dada Indonesia bersyukur gugatannya ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) pada Pengadilan Negeri Bandung dikabulkan
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Sebanyak 238 buruh garmen PT Dada Indonesia bersyukur gugatannya ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) pada Pengadilan Negeri Bandung dikabulkan majelis hakim yang menghukum PT Dada Indonesia harus membayar Rp 11,9 miliar lebih pada mereka.
Gugatan ke-238 buruh itu diwakili Pipih Sopiah, buruh asal Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta. Vonis hakim dibacakan pada 26 Juni
"Bersyukur gugatan kami sebanyak 238 orang dikabulkan meski agak kecewa juga karena ada beberapa gugatan yang tidak dikabulkan," ujar Pipih via ponselnya, Kamis (4/7).
Pipih sudah bekerja di pabrik garmen itu selama 12 tahun dengan gaji terakhir Rp 2,7 juta dengan jabatan cutting asisten supervisor.
Pertengahan tahun lalu, ia kaget saat hendak pergi ke pabrik, tiba-tiba perusahaan memberi kabar karyawan libur dua hari. Mereka tidak bisa masuk pabrik.
"Kami ditipu, katanya libur dua hari tapi saat akan kembali masuk tidak bisa. Belakangan mereka bilang perusahaan rugi lalu kami tidak digaji dari Oktober hingga sekarang, ujar Pipih.
Belakangan diketahui, perusahaan tempatnya ia kerja sudah tidak mampu membayar. 1300-an karyawan pun tidak mendapat upah.
Perusahaan berdalih mereka tidak punya uang untuk membayar. Sebagian buruh menerima upah ala kadarnya dari perusahaan.
Sebagian lagi menggugat ke PHI pada PN Bandung. Gugatan mereka terdiri dari tiga berkas. Berkas gugatan Pipih Sopiah terdiri dari 238 orang, Elni Susanti sebanyak 140 orang dan Cecep Amirudin.
Majelis hakim akan membacakan putusan untuk perkara Elni Susanti dan kawan-kawan pada Senin (8/7).
"Insya Allah kami menerima putusan itu dan kami berharap perusahaan segera membayarkan hak kami," ujar Pipih.
Selama kurang lebih delapan bulan tidak digaji, ekonomi keluarganya terbantu suami, pedagang di pasar malam di Purwakarta. Pendapatannya cukup untuk makan sehari-hari.
"Biasanya uang gaji saya berikan ke orang tua dan sebagian lagi untuk keperluan sehari-hari. Sekarang selama tidak digaji tidak beri uang untuk orang tua," ujar Pipih.
• Nenek Penjual Emping di Bandung Belanja Kopi, tapi Tak Tahu Uangnya Palsu, Akhirnya Diperiksa Polisi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.