Sejak Tsunami 2018 hingga Kini, Nelayan di Mamboro, Palu Masih Belum Bisa Melaut
Aktivitas rutin itu tidak lagi digeluti warga nelayan sejak bencana tsunami Palu, 28 September 2018 silam.
Editor: Bobby Wiratama
Pasca Tsunami Palu, Nelayan di Kelurahan Mamboro Tak Lagi Menangkap Ikan Teri
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Terhitung hampir 9 bulan lamanya nelayan di Kelurahan Mamboro, Kacamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah tak lagi melakukan aktivitas tangkap.
Khususnya aktivitas jala untuk menangkap ikan teri atau biasa disebut Rono oleh warga lokal.
Aktivitas rutin itu tidak lagi digeluti warga nelayan sejak bencana tsunami Palu, 28 September 2018 silam.
Berhentinya aktivitas penangkapan ikan teri ini, disebabkan Bagan Apung di wilayah itu hancur tersapu tsunami.
"Setelah tsunami kami tidak lagi menangkap teri, bagan kami semuanya hancur," kata warga, Ismail (26) kepada Tribunpalu.com, Jumat (5/7/2019) siang.
• Rektor Minta Pembangunan Gedung Rektorat IAIN Palu Harus Sesuai Aturan yang Berlaku
Menurut Ismail, kondisi ini membuat mereka sangat kesulitan.
Pasalnya, untuk membuat Bagan Apung baru butuh biaya yang cukup tinggi.
"Tergantung ukutan mas, kisaran puluhan juta," sebutnya.
Namun, disamping persoalan Bagan Apung, Ismail memperkirakan ikan teri di Teluk Palu juga kian berkurang pasca bencana.
Ia sendiri tak mengetahui penyebab utama kenapa hal itu bisa terjadi.