Sekolah di Semarang Bongkar SKD Palsu Seorang Siswa Meski Warga Setempat Sudah Dikondisikan
Oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, karena waktu pendaftaran masih dibuka mereka diarahkan agar kembali ke jalur yang benar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sebanyak 446 pengguna Surat Keterangan Domisili (SKD) dicoret selama proses pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.
Dua siswa di antaranya mesti menelan pil pahit karena didiskualifikasi dari daftar siswa yang diterima.
Sepanjang proses pendaftaran PPDB Online yang dibuka dari tanggal 1 Juli lalu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng telah mencoret 444 Surat Keterangan Domisili karena tidak sesuai fakta tempat tinggal.
Oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, karena waktu pendaftaran masih dibuka mereka diarahkan agar kembali ke jalur yang benar.
Baca: Ini Identitas Jenderal Bintang 3 yang Diperiksa TGPF Kasus Novel Baswedan
Baca: Jemaah Haji Indonesia Dapat Kartu Perdana Gratis dari Provider Telekomunikasi Arab Saudi
Baca: Ditegur Jokowi, Ini Solusi Sofyan Djalil Atasi Kendala RTRW
"Tapi ada dua yang mesti kami diskualifikasi karena telah menggunakan SKD palsu. Jadi total pengguna SKD PPDB ini sebanyak 446," kata Ganjar saat peninjauan akhir PPDB Online, belum lama ini.
SKD dari dua siswa tersebut diketahui palsu di ambang waktu pengumuman. Satu di antaranya siswa dari Kendal.
Ganjar menjelaskan terbongkarnya SKD palsu itu berkat pengakuan seorang warga yang dipaksa membuat kesaksian palsu oleh oknum orangtua.
"Sebelum menyertakan SKD saat pendaftaran, orangtua ini telah mengondisikan warga setempat agar memberi kesaksian bahwa si A benar-benar tinggal di daerah yang dimaksud dalam SKD," katanya.
Namun, menurut Ganjar pada Selasa (8/7) ada warga yang memberi keterangan pada panitia PPDB sekolah bahwa keterangan yang dia berikan terkait SKD si A adalah palsu.
"Dia (si A) kami coret, dinyatakan tidak diterima," katanya.
Meski didiskualifikasi, nama kedua siswa tersebut bakal tetap tercantum dalam daftar siswa yang diterima.
Karena pada mulanya mereka memang diterima, namun di menit terakhir akhirnya kebohongan itu terbongkar.
Pihak sekolah pun, kata Ganjar telah memanggil yang bersangkutan dan mengakui perbuatannya.
"Meski namanya bakal ada, tapi kami sudah mem-blacklist namanya. Orangtuanya pun telah kami panggil dan telah membuat surat pernyataan," katanya.
Hasil akhir Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online SMAN di Jawa Tengah diumumkan, Selasa (9/7) pukul 00.00.
Total pendaftar 123.645 dari daya tampung 115.908. Namun yang terisi sebanyak 111.215 dan menyisakan kursi kosong sebanyak 4.693.
"Kursi kosong ya sudah kita biarkan. Karena memang tidak ada pendaftar. Kebanyakan, sekolah yang kursinya kosong itu berada di daerah pinggiran, semuanya di daerah kabupaten tidak ada yang di kota," tandasnya.(Faisal Affan)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Cerita Sekolah Membongkar SKD Palsu Seorang Siswa Meski Warga Setempat Sudah Dikondisikan