Kisah Pelajar di Gunungkidul Terancam Gagal Masuk Sekolah Karena Sistem Zonasi
Bocah bertubuh gempal ini sesekali masuk ke dalam kamar dan sedikit malu menceritakan pengalaman pahitnya yang harus gagal masuk sekolah
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Seorang pelajar di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta terancam tak bisa bersekolah.
Hal itu lantaran sistem zonasi yang diterapkan pemerintah.
Baca: Akibat Sistem Zonasi, 38 Pendaftar SMAN 4 Semarang Tergeser ke Wonogiri Padahal Jaraknya 134 Km
Ia tak bisa melanjutkan ke sekolah terdekat karena terlempar dari zonasi.
Selain itu, usianya pun lebih tua dibandingkan pendaftar lainnya.
Muhammad Pasha Pratama (12) warga Padukuhan Bulu, RT 05 RW 14, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, tampak malu ketika para wartawan berkunjung ke rumah sederhana milik kakek dan neneknya.
Dia masih tampak kecewa karena tidak bisa masuk ke SMPN 2 Karangmojo.
Padahal, sekolah tersebut hanya berjarak 2 kilometer dari rumah yang dia tinggali bersama bapaknya Sugeng yang mengalami gangguan kejiwaan, kakek, dan neneknya.
Ibunya sudah meninggal sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar.
Saat ditemui Pasha hanya menunduk, terkadang saat diajak berbicara matanya berkaca-kaca.
Bocah bertubuh gempal ini sesekali masuk ke dalam kamar dan sedikit malu menceritakan pengalaman pahitnya yang harus gagal masuk sekolah impiannya sejak lama.
Bahkan, peralatan sekolah seperti buku, tas, dan sepatu sudah dipersiapkan dari tabungan sejak beberapa tahun lalu.
Uangnya diperoleh saat dirinya dari tetangga sekitarnya.
"Saya inginnya sekolah di SMP 2 Karangmojo, karena dekat, dan teman-teman saya juga banyak yang mau sekolah di situ," katanya kepada wartawan di rumahnya Kamis (11/7/2019).
Saat dimintai menceritakan pengalamannya mendaftar, Pasha berkisah, bersama dengan teman-teman sebayanya, ia mendaftar ke SMPN Karangmojo. Bermodalkan nilai UN 15,83 dan jarak ke sekolah yang kurang lebih hanya sekitar 2 kilometer, Pasha pun percaya diri dengan pilihannya.