Peternak Ayam Gugat Datuk Penghulu Rp 1 M, Berawal dari Aksi Unjuk Rasa Akibat Serangan Hama Lalat
Kasus gugatan Rp 1 Miliar ini berawal dari aksi protes warga terkait peternakan ayam yang telah menyebabkan terjadinya serbuan hama lalat.
Editor: Dewi Agustina
Ketua Asosiasi Peternak Ayam Forum Usaha Maju Bangkit Bersama, Alfian Raden berharap sengketa ini tidak berlarut dan bisa berakhir damai, apalagi, sejak awal sudah mencoba memediasi masalah ini.
"Perlu diingat, gugatan itu atas nama pribadi, bukan mengatasnamakan peternak di Saptajaya," ujar Alfian.
Dia mengaku menempatkan dirinya pada posisi netral dan berharap pemerintah memberi solusi agar peternak dan warga bisa hidup berdampingan.
Dia menilai keputusan Forkopimcam Rantau yang menutup seluruh peternakan ayam di Kemukiman Saptajaya tidak bijak karena telah membunuh UMKM.
Apalagi, katanya, peternak sudah menyanggupi sembilan item yang menjadi syarat mengelola peternakan ayam.
Baca: Bule Asal Bulgaria Diringkus Polisi Usai Memasang Alat Skimming di ATM Mandiri Seminyak
Tapi menurut dia, sembilan item itu tidak efektif, karena langkah efektif mengusir lalat ialah lantai kandang disemen, membersihkan kandang setiap hari dan langsung dibakar.
"Setelah saya studi banding ke Medan, Binjai dan Banda Aceh, ada yang tidak dimasukkan Forkopimcam, yaitu kandang harus disemen, dibersihkan setiap hari dan kotoran dibakar. Sebelum ini kami terapkan, Camat sudah melarang aktivitas ternak," katanya.
Dia menyebut di Saptajaya terdapat 48 kandang yang mengelola sekitar 250 ribu ekor ayam.
Seluruh kampung di Mukim Saptajaya, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang diserang ribuan lalat, sehingga warga resah.
Masyarakat berharap pemkab agar segera menyelesaikan masalah ini, karena dapat mengganggu kesehatan.
Lalat ini mulai menyerang sebelum puasa lalu dan masih ada hingga lebaran Idul Fitri 1440 H, bahkan semakin banyak.
Lalat dalam jumlah besar ini membuat warga tidak nyaman ketika berada di dalam rumah, bahkan ada warga yang terpaksa membuat kue lebaran di dalam kamar dengan kondisi pintu dan jendela tertutup rapat.
"Lebih parah saat ini dibandingkan sebelumnya. Kalau makanan pasti langsung dikerubungi, bahkan anak-anak yang tidur siang juga dikerubungi lalat," kata Riyan, warga Kampung Sukarahmat, Senin (10/6/2019).
Sukarahmat merupakan satu dari tujuh kampung yang berada di Mukim Saptajaya.