Wanita Terdakwa Bandar Sabu Ini Emosi Saat Dicecar, Sebut Hakim Sok Lugu
Sedangkan Suratman dan Juna didakwa dengan Dakwaan Primair Pasal 114 ayat (2) Subsidair 112 ayat (2) serta Lebih Subsidair 132.
Editor: Hendra Gunawan
![Wanita Terdakwa Bandar Sabu Ini Emosi Saat Dicecar, Sebut Hakim Sok Lugu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/terdakwa-kasus-suarni-alias-ame-di-pengadilan-negeri-binjai.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Terdakwa bandar sabu, Suarni alias Ame tak mampu menahan emosinya saat sidang di Pengadilan Negeri Binjai, Kamis (11/7/2019).
Perempuan itu bersama dua kurir yang merupakan kaki tangannya, Juna dan Suratman, kerap berdalih dan mengaku dijebak polisi.
Ame terus berdalih bahwa dia bukan bandar sabu-sabu.
Ia terus membantah tidak ada melakukan perjanjian transaksi sabusabu di TKP penangkapan di rumah kosong.
Dia mengaku tidak pernah mengajak orang untuk bertemu di rumah kosong kompleksnya.
Katanya, saat digerebek polisi dia sedang menunggu orang untuk urusan utang.
Dalan sidang yang dipimpin Majelis Hakim yang diketuai Fauzul Hamdi dan hakim anggota Dedi dan David Simare-mare, Ame bersikap tidak sopan, dengan melontarkan kata-kata yang merendahkan majelis hakim.
Baca: BREAKING NEWS - Ratna Sarumpaet Dijatuhi Hukuman 2 Tahun Penjara
Baca: Tersangka Perampokan Emas 1,6 Miliar di Balaraja Mengaku Belajar dari Youtube
Baca: Bergabung atau Tidaknya Demokrat Kedalam Koalisi Pemerintah Sangat Tergantung Jokowi
Baca: Salmafina Blak-blakan soal Isu Pindah Keyakinan hingga Tangisannya saat Berdoa
"Aku udah jelaskan semua. Bapak ini sok lugu," katanya dengan ketusnya kepada hakim Dedi yang mencecarnya terkait kronologi penangkapan, barang bukti berupa plastik bening sabusabu, dan timbangan elektrik.
"Kenapa itu ada timbangan elektrik? Buat apa kamu? Kenapa disimpan dalam lemari baju? Dalam lemari tepatnya di mana kamu simpan? Barang bukti sabusabu dua paket itu punya kamu?" cecar hakim Dedi.
Ame berdalih timbangan elektrik dipakai untuk kerjaannya membuat kue.
Disimpan di dalam lemari agar tidak terjangkau tangan anak-anaknya dan akhirnya rusak.
Soal plastik bening sabusabu, Ame bilang itu semua bekas sabu-sabu yang dipakainya.
"Ya, namanya biar enggak terjangkau anak-anak, itu kan timbangan sensitif.
Disimpan dalam lemari, di gantungan baju. Plastik itu bekas pake saya selama ini kalau ngedrop," kata Ame.