Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jauhi Kutukan yang Diyakini, Satu Keluarga di Pekalongan Pilih Tinggal di Tengah Hutan Puluhan Tahun

Sebuah keluarga di Kabupaten Pekalongan tinggal menetap di tengah hutan demi menjauhi kutukan yang diyakini.

Editor: Fitriana Andriyani

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah keluarga di Kabupaten Pekalongan tinggal menetap di tengah hutan demi menjauhi kutukan yang diyakini.

Satu keluarga ini merasa terkena kutukan, satu keluarga di Dukuh Sigintung, Desa Tuwareh Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, mengungsi ke tengah hutan.

Lokasi tempat tinggal keluarga tersebut terletak di tengah hutan pinus yang berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kecamatan Paninggaran.

Baca: Koleksi Parfum Mewah, Inul Daratista Ungkap Kisah Haru di Baliknya

Baca: Hendropriyono Berharap Jokowi Bentuk Kabinet Zaken

Tempat tinggal mereka di tengah hutan ini memiliki medan berat

Masih banyak pula hewan liar antara lain babi hutan dan kera.

Namun, keluarga tersebut betah tinggal berpuluh-puluh tahun.

Bahkan keluarga tersebut kini beranak-pinak dan tak ingin pindah dari lokasi mereka tinggal.

Untung (77) sang kepala keluarga, menjelaskan, almarhum ayah mertuanya sengaja pindah ke tengah hutan karena anaknya meninggal satu persatu.

Berita Rekomendasi

“Mertua saya pindah ke sini sekitar tahun 1966.

Hingga kini saya bersama istri menetap karena lokasinya damai,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/7/2019).

Baca: Barbie Kumalasari Sebut Pengacara yang Tinggalkan Galih Ginanjar Hanya Cari Panggung

Baca: Ruben Onsu Ungkap Alasan Tinggalkan Rumah Mewahnya dan Pindah ke Apartemen

Sumi dan Untung saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Rabu (10/7/2019).
Sumi dan Untung saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Rabu (10/7/2019). (Tribunjateng.com/Budi Susanto)

Dia melanjutkan, ayah mertuanya meninggal pada 1980-an dikarenakan sakit yang tidak ia ketahui penyebabnya.

“Ayah dan ibu mertua saya meninggal karena sakit tapi saya tidak tahu mereka sakit apa,” paparnya.

Sang istri, Semi (75) menerangkan, ayah ibunya sengaja membawanya ke tengah hutan karena dihantui penyakit aneh.

“Seperti terkena kutukan kata ayah saya karena kakak saya selalu meninggal.

Kakak saya ada 8 dan setiap tahun meninggal satu per satu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas