Kemarau, Harga Cabai di Tasikmalaya Tembus Rp 80.000 Per Kg
Harga cabai di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kenaikan harga fantastis sampai 300 persen
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Harga cabai di Pasar Induk Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kenaikan harga fantastis sampai 300 persen.
Diduga, kenaikan harga cabai karena berkurangnya pasokan akibat dampak kemarau yang menyebabkan gagal panen dari kebun petani.
Harga normal cabai merah dan rawit saat ini mencapai Rp 80.000 per kilogram, lebih mahal dari harga normal yang hanya Rp 24.000 per kilogram.
Seperti dikatakan salah seorang pemilik kios besar cabai di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Zaitun (55).
Menurutnya, harga cabai terus merangkak naik sejak musim Lebaran bulan lalu. Sampai hari ini, harga cabai sudah di angka Rp 80.000 per kilogram.
Baca: JK: Negara Sedang Defisit Kepala Daerah Jangan Sering Lakukan Perjalanan Dinas
"Dari musim Lebaran terus naik, terus naik sampai hari ini. Sekarang Rp 80.000 per kilonya, padahal harga normalnya Rp 24.000," ungkapnya.
Sesuai informasi yang didapat Zaitun dari para pemasok, kata dia, harga cabai naik akibat pasokan kurang selama beberapa bulan terakhir. Hal ini diduga karena para petani banyak mengalami gagal panen akibat musim kemarau sekarang ini.
"Karena kemarau, jadi banyak petani gagal panen," kata dia.
Hal sama disampaikan pedagang grosir cabai lainnya di Pasar Cikurubuk, Darma (60). Ia mengatakan, harga Rp 80.000 merupakan harga penjualan kepada para pedagang pengecer lainnya. Harga di eceran bahkan mencapai Rp 100.000 per kilogram saat ini.
"Harga eceran mencapai Rp 100.000 itu sudah terjadi selama sepekan terakhir. Memang semua pembeli pada protes harganya naik tinggi. Tapi dikatakan ini dampak kemarau, mereka pun mengerti," tandas Darma.
Selama ini, pasokan cabai merah dan rawit ke Pasar Cikurubuk sudah berkurang. Bahkan, setiap harinya saat pemasok datang selalu berebut oleh para pedagang cabai grosiran. Dirinya pun biasa mendapatkan jatah setiap hari 1 ton, saat ini hanya mendapatkan 7 kuintal saja.
"Sudah omzetnya kurang, harganya mahal, eh pembelinya pun berkuran juga. Rugi pasti kita," ujarnya.
Kenaikan harga cabai musim kemarau saat ini merupakan paling parah dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya harga tinggi seperti ini paling terjadi paling lama sepekan, dan belum pernah sampai sebulan lebih seperti sekarang.
"Ini naik harga cabai paling parah. Saya berharap ke pemerintah untuk segera turun tangan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Kemarau, Harga Cabai di Tasikmalaya Naik 300 Persen"