Diwisuda Jadi Sarjana Saat Berusia 74 Tahun, Mbah Sogirah Merasa Bahagia
Sogirah melepas senyum sumringah. Pagi itu, perempuan berusia 74 tahun itu terlihat bahagia.
Editor: Hendra Gunawan
"Sinaune sewulan sepindah. Saben tanggal sekawan, (Belajarnya satu bulan sekali. Setiap tanggal empat)," ucap dia, setelah prosesi wisuda.
Sogirah bahagia sekali.
Ia menunjukkan ijazah kertas yang telah tertera namanya.
Wisudawan lain, Watini Aryanti mengatakan sekolah lansia yang diajarkan di Padukuhan Karet sangat berguna.
Ia diajarkan bagaimana menerapkan pola hidup sehat dan pola makan yang baik untuk lansia.
Watini sendiri mengaku awalnya sulit. Namun karena bersama teman-teman lainnya ia terus semangat belajar. Harapannya supaya dihari tua bisa aktif, sehat dan produktif.
"Bisa bahagia dan terus berkarya," tuturnya.
Dihadiri Delegasi Dunia
Prosesi wisuda 40 lansia di Padukuhan Karet, siang itu, cukup spesial.
Pasalnya, selain dihadiri oleh penasihat Indonesia Ramah Lansia (IRL) Prof.Tri Budi W Rahardjo, prosesi wisuda juga disaksikan langsung oleh sejumlah delegasi lembaga pemerhati lansia tingkat dunia.
Terlihat hadir Prof. Karthryn Braun yang merupakan Presiden Of Active Aging Consortium In Asia Pasifik (ACAP) dari Amerika dan Prof. Takeo Ogawa, Presiden of Asian Aging Bussiness Center (AABC) dari Jepang.
Mereka terlibat langsung dan memindahkan tali toga para lansia yang diwisuda.
Direktur IRL, Dwi Endah MPH mengatakan para aktivis pemerhati lansia tingkat dunia tersebut ingin melihat secara langsung, bagaimana proses wisuda sekolah lansia yang ada di Indonesia.
"Mereka tertarik. Karena memang di negara meraka belum banyak bahkan belum ada. Makanya ingin melihat yang ada di Indonesia. Sekolah Lansia berbasis masyarakat," tuturnya. ( Tribunjogja.com | Ahmad Syarifudin )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Mbah Sogirah Diwisuda Saat Berumur 74 Tahun, Ikut Program Elderly School,