Misteri Kematian Gadis Lulusan IPB, Pukul 20.00 Masih Kabari Ortu Pulang Naik Angkot Kosong, Takut
AN sempat mengabarkan kepada keluarganya kalau dia sedang naik angkot untuk pulang ke Cianjur, namun angkotnya kosong.
Editor: Sugiyarto
Setelah dari Ciawi, kata Enang, ia kehilangan kontak dengan anaknya. Hal itu yang menjadi misteri baginya.
Ia perkirakan kehilangan kontak dengan anaknya pukul 20.00 WIB.
"Di Ciawi yang menjadi misteri bagi saya hingga saya kehilangan kontak dengannya," kata Enang.
Hingga larut malam Enang diselimuti kecemasan, pasalnya anaknya selalu mengabari ke mana pun ia pergi.
Pagi harinya, Enang laporan ke Polres Cianjur. Langkah tersebut ia ambil karena tak kunjung mendapat kabar dari anaknya.
"Baru sampai rumah, lalu datang polisi dari Sukabumi mengkonfirmasi, katanya menemukan korban pembunuhan dilihat dari sidik jari, namanya sama dengan anak saya, saya langsung lemas," kata Enang.
Enang mengatakan, setelah lulus dari D3 IPB anaknya saat ini bekerja di pabrik Pou Yuen sambil menunggu pendaftaran program sarjana di Universitas Juanda.
Tubuh Ayah Lemas
Enang Supendi (52) ayah AN yang ditemukan tewas tak kuasa menahan duka, ketika mendengar dari pihak kepolisian Sukabumi bahwa ciri-ciri mayat yang ditemukan tewas di sawah adalah anak kandungnya.
"Seketika tubuh saya menjadi lemas, saya tak kuasa pergi ke Sukabumi, adik saya yang mengurus pergi kemarin ke Sukabumi," ujar Enang ditemui di rumah duka Gang Mulus, Kelurahan Sayang, Cianjur, Selasa (23/7/2019) dikutip dari Tribun Jabar.
Enang mengatakan, sempat melaporkan kehilangan anak ke Polres Cianjur.
Hal tersebut ia lakukan setelah kehilangan kontak chat dengan anaknya. Baru saja ia tiba setelah melapor ada polisi dari Sukabumi datang ke rumahnya menyampaikan kabar duka.
AN, lulusan D3 IPB jurusan Teknologi Industri Benih pertama kali ditemukan tanpa identitas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.