Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Baru Polisi Tembak Polisi di Polsek Cimanggis Depok, Pelaku Lolos Tes Psikologi Izin Senjata

Seorang polisi menembak sesama anggota polisi hingga tewas di ruangan SPK Polsek Cimanggis, Kota Depok, pada Kamis (25/7/2019) malam .

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
zoom-in Fakta Baru Polisi Tembak Polisi di Polsek Cimanggis Depok, Pelaku Lolos Tes Psikologi Izin Senjata
Shutterstock
Ilustrasi penembakan. Seorang polisi menembak sesama anggota polisi hingga tewas di ruangan SPK Polsek Cimanggis, Kota Depok, pada Kamis (25/7/2019) malam . 

Perihal alasan RT yang menyambangi Polsek Cimanggis guna meminta dibebaskannya pelaku tawuran berinisial FZ, dia enggan berkomentar.

Dia hanya memastikan RT bakal mendapat ganjaran berat atas perbuatannya yang merenggut nyawa Bripka RE.

"Saya pastikan ini akan lebih dari 3 bulan. Persyaratan pemecatan itu merupakan dasar bagi sidang kode etik."

"Mungkin bisa juga diberhentikan secara tidak hormat," tuturnya.

3. Pelaku adalah Paman dari Remaja yang Ditangkap karena Tawuran

Brigardir RT ternyata masih memiliki hubungan darah dengan pelaku tawuran bernama Fahrul yang diamankan oleh Bripka RE.

Fahrul sendiri diamankan dengan membawa celurit oleh Bripka RE dan dibawa ke Polsek Cimanggis.

BERITA TERKAIT

"Sekali lagi jadi catatan, pelaku atas nama Brigadir RT ini merupakan paman dari saudara Fahrul yang diamankan oleh Bripka RE tersebut," ujar Asep, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2019).

Ia mengatakan kemungkinan emosi pelaku tengah memuncak sesaat sebelum penembakan terjadi.

Terutama karena permintaan Brigardir RT kepada Bripka RE ditolak.

Keberangkatan jenazah almarhum Bripka Rahmat Efendy dari rumah duka, Jumat (26/7/2019).
Keberangkatan jenazah almarhum Bripka Rahmat Efendy dari rumah duka, Jumat (26/7/2019). (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Brigardir RT diketahui meminta agar Fahrul dibina oleh keluarga kepada Bripka RE.

Namun permintaan itu ditolak oleh korban.

"Saya kira pada tingkat emosi, orang tentu kan cara pengendaliannya berbeda-beda. Mungkin pada saat itu sangat memuncak marahnya begitu ditolak permintaan itu."

"Mungkin juga karena dia mendampingi saudaranya (yaitu) Zulkarnaen orang tua Fahrul itu, kemudian ada ketersinggungan," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas