Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jeritan dan Tangis Anak-anak Kampung Paniis Saat Gempa Bumi

Kondisi gempa dan gelap gulita itu membuat anak-anak menjerit dan menangis mencari orangtuanya yang berada di rumah

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jeritan dan Tangis Anak-anak Kampung Paniis Saat Gempa Bumi
Istimewa
Sejumlah warga di Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten memilih mengungsi ke dataran tinggi di sebuah saung usai di guncang gempa 7,4 SR pada Jumat (2/8/2019) malam. / Istimewa 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suara jeritan hingga tangisan dari anak-anak di Kampung Paniis, Desa Taman Jaya, Kecamatan Sumur, Kab. Pandeglang, Banten terdengar hebat saat gempa 7,4 SR mengguncang wilayah Banten pada Jumat (2/8/2019).

Sebab, pada gempa pukul 19.03 WIB itu, sejumlah anak-anak di Kampung Peniis sedang berkumpul di sebuah masjid untuk mengaji.

Saat gempat menggungcang, kondisi kampung tersebut langsung gelap gulita.

Kondisi gempa dan gelap gulita itu membuat anak-anak menjerit dan menangis mencari orangtuanya yang berada di rumah.

Peristiwa itu diceritakan oleh salah satu warga Kampung Peniis, Raniah kepada Tribunnews.com, melalui sambungan telepon, Jumat (2/8/2019) malam.

Baca: Gempa di Banten, ‎Presiden Jokowi Minta Masyarakat Tenang dan Tetap Waspada

"Tadi mah semuanya orang pada nangis, anak-anak kecil pada nangis nyari orang tuanya karena lagi di pengajian ada yang di masjid. Semua menjerit-jerit, mencari anak-anak nyari bapaknya," ucap Raniah.

Berita Rekomendasi

Raniah mengungkapkan, kepanikan anak-anak dan warga di kampunya disebabkan oleh belum hilangnya trauma akibat tsunami pada Desember 2018, silam.

Sehingga, kepanikan warga semakin tinggi saat gempa terjadi.

"Ini enggak kaya dulu, ini mah lebih panik ini karena ada gemap dulu. Kalau dulu langsung tsunami, orang separuhnya ga percaya. Soalnya ini sudah terjadi ini jadi orang trauma. Pada nangis semua pada nyari anaknya kemasjid ke pengajian," katanya.

Saat ini, kata Raniah, sejumlah warga telah mengungsi ke daratan yang lebih tinggi dan jauh dari laut.

Sebagaian warga memilih bertahan sementara di saung sawah dan rumah saudara terdekat yang pastinya jauh dari pantai.

Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa tersebut berkedalaman 10 km dan berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten. Dan gempa berpotensi tsunami di beberapa wilayah.

BMKG menginformasikan peringatan dini tsunami untuk wilayah Banten, Bengkulu, Jawa Barat dan Lampung.

Sejauh ini BMKG juga masih terus memantau kondisi permukaan air laut di Banten dan Lampung pascagempa bumi 7,4 SR, Jumat (2/8/2019) malam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas