4 Korban Tenggelamnya KM Pieces Dibawa ke RSUD Bendan Pekalongan, 2 di Antaranya Sudah Meninggal
Dua korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KM Pieces di Selat Makassar pagi ini sudah tiba di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan Pekalongan.
Editor: Dewi Agustina
Faktor ombak yang cukup tinggi yang juga menjadi penghambat dalam melaksanakan proses SAR.
"Pagi ini Sabtu 3 Agustus 2019 pukul 05.30 Wita bertempat di Dermaga Basarnas Basirih Banjarmasin, saya mendampingi Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzah, melaksanakan merplough keberangkatan KN SAR Laksmana dalam rangka melaksanakan SAR KM Pieces di sekitar perairan Tanjung Selatan. Adapun 2 personel Lanal Kotabaru ikut onboard guna membantu Basarnas dalam proses SAR," kata Danlanal Kotabaru Letkol Laut (P) Guruh Dwi Yudhanto S, ST.
Selanjutnya Lanal Kotabaru akan terus bekerja sama dengan Basarnas guna melaksanakan giat SAR tersebut.
Tim masih berupaya untuk terus melakukan operasi SAR.
Empat Tewas
Kapal Motor Piece yang berlayar dari Pekalongan, Jawa Tengah, untuk mencari ikan di Selat Makassar tenggelam di perairan Tanjung Selatan dekat Pulau Matasiri, Kepulauan Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Baca: Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Ditangkap, Ibunda Mengaku AS Sangat Membenci Bu Susi
Empat dari 37 penumpangnya dilaporkan tewas.
Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin, Imam Saputra, Jumat (2/8/2019), mengatakan kapal yang dinakhodai Nasori itu bertolak dari Pekalongan pada Senin 22 Juli 2019.
Kapal terbakar dan tenggelam pada Rabu (31/7/2019).
Sebanyak empat nelayan ditemukan tewas, dua orang didapati selamat dan 31 awak lainnya masih dicari.
Pencarian dilakukan pada Jumat (2/8/2019) setelah petugas mendapat laporan ada kapal tenggelam di dekat perairan Tanjung Selatan.
Laporan datang dari kapal yang melihat di kawasan tersebut dan menemukan sejumlah korban.
"Kemungkinan alat komunikasi yang ada di KM Pieces rusak sehingga sinyal bahaya tidak bisa ditangkap Basarnas. Basarnas punya alat atau sistem yang bisa menangkap sinyal bahaya dari kapal," kata Imam mewakili Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin, Mujiono.