Kasus Penyerangan Polisi di Empatlawang Dipicu Provokasi Warga
Kasus penyerangan warga terhadap polisi di Empatlawang dipicu karena provokasi. Warga dimobilisasi karena ada info dua orang ditembak polisi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Kasus penyerangan warga terhadap polisi di Empatlawang dipicu karena provokasi.
Warga dimobilisasi karena ada info dua orang ditembak polisi tanpa sebab yang jelas.
Padahal dua warga yang belakangan bernama Erwan dan Erwin itu adalah tersangka kasus pengancaman.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Kapolda Sumsel, Irjen Pol Drs Firli.
Dia mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi di Empatlawang tersebut bukanlah dari warga melainkan dari oknum keluarga pelaku yang salah mendengar informasi yang beredar.
"Penyebab konflik di Empatlawang memanas itu karena warga Tangga Rasa salah mendengar informasi yang beredar tanpa mengecek langsung kebenaran berita tersebut. Akhirnya mereka berangkat memakai dump truk yang berisikan 50 orang lebih menempuh 60 kilometer ke RS Tebing Tinngi," ujar Kapolda.
Ia menuturkan kunjungan tersebut tidak hanya menjenguk Erwan dan Erwin melainkan mencari polisi yang menembak keduanya.
Dengan membawa sejumlah senjata tajam dan senjata api, puluhan warga tersebut menyerang polisi yang berjaga.
Sehingga terjadilah peristiwa bentrok kemarin.
• Pengakuan Sopir Angkot Pembunuh Alumni IPB, Keluarga Sempat Menduga Pembunuhan Berencana
Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli mengungkapkan tersangka penyerangan pada bentrok di Empat Lawang ternyata masih satu keluarga.
Hal ini, diungkapkan Kapolda dalam konferensi dikediaman dinasnya, Minggu (4/8/2019).
Menurut Kapolda, semua pihak di Empat Lawang sepakat kejadian itu tidak akan terulang lagi.
Kejadian ini, berawal dari seorang warga bernama Sariman di Desa Talang Rebo diancam akan dibunuh oleh delapan orang.
Karena itu, Sariman melapor ke Polsek Ulu Musi.
Dari laporan itu, dilakukan penyelidikan dan diketahui bila pelaku pengancaman empat orang.
Penyelidikan langsung dilakukan oleh tiga orang anggota polisi Polsek Ulu Musi dipimpin Kanit Reskrim.
Polisi datang ke Talang Rebo.
Para pelaku dicari sampai ke Desa Tangga Rasa kemudian bertemu.
Ketika hendak ditanya pelaku langsung menusuk dan membacok Kanit Reskrim.
Baca: Petugas Butuh Waktu 3,5 Jam Evakuasi Perempuan Muda yang Coba Bunuh Diri di Badung
"Karena Kanit ditusuk, sehingga dilakukan tindakan tegas terhadap Erwan dan Erwin."
"Namun, berita yang tersebar di kalangan warga, Erwan dan Erwin ditembak polisi. Bukan karena kasus pidananya," kata Firli.
Mendapat informasi tersebut, warga yang diketahui masih keluarga besar para pelaku ini datang dari desa tempat Erwin dan Erwan tinggal.
Karena masih satu keluarga besar dan memang disampaikan informasi yang salah, membuat satu keluarga besar berkumpul dan mendatangi RSUD Tebing tepat dirawatnya Kanit Reskrim dan juga para pelaku pengancaman.
Keluarga besar dari Erwin dan Erwan, datang menggunakan dua truk mendatangi rumah sakit.
Karena memang sudah dipersiapkan, sehingga ada beberapa orang yang sengaja membawa senjata api rakitan dan senjata tajam jenis parang dan pisau.
Saat tiba, keluarga besar dari Erwin dan Erwan langsung melakukan penyerangan di depan rumah sakit.
Akibatnya dua orang anggota polisi yang berjaga mengalami luka tembak.
"14 orang dalam kasus penyerangan rumah sakit, dengan 12 sajam dan 2 senpi rakitan laras panjang dan satu pistol termasuk peluru tajam."
"Dalam kasus ini, dari pertemuan yang saya laksanakan di Empat Lawang, kasus ini sepakat akan diproses hukum," jelas jenderal bintang dua ini.
Kapolda juga menjelaskan, dalam kasus ini bukan bentrok dengan masyarakat.
Akan tetapi kasus ini murni karena masalah pidana dan diprovokasi seseorang dari keluarga besar dari Erwin dan Erwan sehingga terjadi penyerangan tersebut.
Menurut Kapolda, keluarga besar dari Erwin dan Erwan dibawa untuk menyerang rumah sakit karena ajakan seseorang dan juga diberikan uang.
Karena, dari barang bukti ditemukan uang yang diberikan seseorang untuk keluarga mereka yang ikut menyerang rumah sakit.
"Ini bukan konflik warga, tetapi hanya sekelompok warga. Karena ada yang menggerakan massa untuk menyerang rumah sakit."
"Tetapi sekarang kondisi di empat Lawang sudah sangat kondusif dan aman termasuk di rumah sakit tempat diserang," jelas kapolda.
Baca: Misteri Kematian Pasangan Selingkuh Mulai Terkuak, Pelaku Ternyata Masih Kerabat Suami Korban
Untuk kasus yang terjadi di Empat Lawang dengan kasus pengancaman atas nama Sariman dengan tersangka Hendi bin Yunus ditangani Polres Empat Lawang.
Kasus penusukan anggota Polsek Ulu Musi dengan tersangka delapan orang ditangani Dirreskrimum Polda Sumsel.
Penyerangan terhadap rumah sakit Tebing juga ditangani Ditreskrimum dengan tersangka 14 orang dan 10 orang sudah ditahan, sedangkan empat tersangka lainnya masih di rumah sakit.
Situasi di Kabupaten Empatlawang saat ini kondisi sudah kondusif.
Kondisi pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Empatlawang pacsa bentrokan juga sudah kondusif dan pelayanan rumah sakit berlangsung seperti biasa.
Begitu juga warga secara umum sudah beraktivitas seperti biasa, warga seperti tidak mengingat kejadian pada Rabu malam (31/7/2019).
Kapolres Empatlawang AKBP Eko Yudi Karyanto mengatakan saat ini kondisi anggota polisi yang mengalami luka sudah membaik, dua orang anggota Briptu Teja dan Bripka Darmawan sudah pulang kerumah namun tetap harus rawat jalan.
Sedangkan dua anggota polisi Ipda Arsan Pajri dan Briptu Agus masih dirawat, kondisinya di observasi, namun demikian berangsur membaik.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul 50 Orang Warga Tempuh 60 Kilometer Untuk Serang Polisi di Empatlawang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.