SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia di Palembang Dibekukan
Keputusan itu diambil berdasarkan hasil investigasi terkait kematian dua siswa SMA Taruna pada kegiatan orientasi di sekolah tersebut.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru resmi membekukan SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia.
Keputusan itu diambil berdasarkan hasil investigasi terkait kematian dua siswa SMA Taruna pada kegiatan orientasi di sekolah tersebut.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, selama pembekuan, SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia dilarang menerima siswa baru pada tahun ajaran 2020/2021.
Selain itu, pihak yayasan diminta untuk melengkapi standar opersional pendidikan tingkat sekolah menengah.
Sebab, dari investigasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, luas lahan sekolah tersebut tidak sesuai standar.
Baca: Polisi Bilang Listrik Padam Akibat Pohon, PLN Sebut Kemungkinan Faktor Gangguan Alam
Baca: Sistem Zonasi Diterapkan, SDN di Kalianda Lampung Selatan Ini Tak Kebagian Murid Baru
Baca: Pelita Samudera Peroleh Kontrak Jangka Panjang Pengangkutan Batubara 12 Juta Dollar AS
Baca: Kabar Terbaru Doni Tata, Pembalap Indonesia yang Sempat Cicipi MotoGP
Selain itu, dari sisi pencahayaan pun sangat begitu kurang mengingat adanya asrama untuk siswa.
“Jika ingin mengaktifkan kembali untuk tahun ajaran baru harus menjalani SOP sesuai syarat-syarat Kementerian Pendidikan,” kata Herman.
Herman mengungkapkan, selain operional sekolah tak sesuai SOP, pelaksanaan orientasi siswa juga ditemukan adanya kekerasan fisik dan mental di luar kemampuan para siswa.
Hal tersebut menyebabkan dua siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia DBJ (14) dan WJ (14) meninggal ketika mengikuti kegiatan orientasi sekolah.
"Untuk oknum pembimbing yang sudah diproses, kita serahkan proses hukumnya kepada pihak kepolisian. Yang jelas, sekolah ini sudah banyak kesalahan," tegas Herman.
Selama satu tahun dibekukan, siswa lama SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia akan tetap belajar seperti biasa. Namun akan diawasi ketat Dinas Pendidikan Sumatera Selatan, terutama sistem belajarnya.
"Tak ada lagi sistem belajar bersifat militer di SMA Taruna Indonesia. Saya larang! Kalau selama setahun tak berubah, lebih baik pihak sekolah menutup diri," tegas Herman.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, akreditasi SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia saat ini berada di tingkat B dan akan ditinjau kembali.
"Yang jelas hukuman mereka sekarang tidak boleh menerima siswa baru. Tapi sistem pendidikan tetap berjalan untuk siswa yang sudah lebih dulu masuk kesana," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.