4 Fakta Ketok Palu 'Caleg Cantik' NTB dari Mahkamah Konstitusi yang Buat Evi Apita Terharu
Evi Apita Maya akhirnya menerima putusan dari Mahkamah yang dilaporkan saingannya dalam Caleg DPD Nusa Tenggara Barat (NTB), buat caleg cantik haru!
Editor: Asytari Fauziah
Evi Apita Maya akhirnya menerima putusan dari Mahkamah yang dilaporkan saingannya dalam Caleg DPD Nusa Tenggara Barat (NTB), buat caleg cantik haru!
TRIBUNNEWS.COM - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB), Evi Apita Maya, patut berlega hati atas putusan Mahkamah Konstitusi ( MK).
Dalam sidang pembacaan putusan sengketa hasil pileg, Jumat (9/8/2019), Mahkamah menolak gugatan caleg pesaing Evi, Farouk Muhammad.
Ketok palu hakim ini pun menjadi akhir dari kasus 'foto caleg kelewat cantik' yang melibatkan Evi.
1. Dipersoalkan karena foto
Nama Evi Apita Maya mulai dikenal sejak sidang sengketa hasil pemilu legislatif di Mahkamah Konstitusi bergulir.
Evi digugat lantaran calon anggota DPD dari NTB, Farouk Muhammad, tak terima dengan foto Evi yang dipasang di alat peraga kampanye dan surat suara.
Menurut Farouk, Evi telah melakukan manipulasi karena mengedit foto pencalonan dirinya di luar batas wajar.
"Dilakukan satu tindakan berlaku tidak jujur bahwa calon anggota DPD RI dengan nomor urut 26 atas nama Evi Apita Maya diduga telah melakukan manipulasi atau melakukan pengeditan terhadap pas foto di luar batas kewajaran," kata Kuasa Hukum Farouk, Happy Hayati, saat membacakan permohonan di hadapan Majelis Hakim di Gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2019).
• 5 Amalan Hari Tasyrik Mengganti Hari Raya Idul Adha 2019, Haram Puasa Selama 3 Hari
• Ibunya Sembuh dari Kanker, Siswi SMA di Kalimantan Juara Dunia karena Temukan Obat Penyembuh Kanker
• Viral Kisah Pilu Ibu Kehilangan 5 Anak karena Dibunuh Mantan Suami, Berawal Perselingkuhan Sang Ibu
• Beda Selfie Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad, Ria Ricis Sebelum Hewan Kurban Disembelih, Dipeluk, Dicium!
Evi memang meraih suara terbanyak dalam pemilu anggota DPD NTB. Tetapi, menurut Farouk, perolehan suara Evi adalah hasil mengelabui masyarakat.
Mereka yang memilih Evi, kata Farouk, hanya tertarik pada foto pencalonan Evi. Sementara foto Evi sendiri dianggap manipulatif.