Serba-serbi Idul Adha 1440 H, Olah Daging jadi Kornet dan Rendang hingga Penggunaan Besek Bambu
Berikut ini Serba-serbi Idul Adha 1440 H, Olah Daging jadi Kornet dan Rendang hingga Penggunaan Besek Bambu
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Adanya isu pengurangan sampah plastik membuat beberapa tempat di Indonesia mengganti plastik dengan besek bambu untuk mendistribusikan daging kurban.
Seperti di Kantor DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Bali yang berlokasi di Padangsambian, Denpasar.
Dikutip dari Tribun Bali, tahun ini di Kantor DPW LDII Bali menggunakan besek bambu, yang sebelumnya menggunakan kantung plastik.
Wakil Ketua LDII Bali, H. Hardilan mengatakan bahwa mereka menggunakan 10 ribu besek bambu untuk membagikan daging kurban di seluruh Bali.
Untuk mengikat besek tersebut juga tidak menggunakan tali rafia yang terbuat dari plastik, namun menggunakan janur.
"Dengan 10 ribu besek ini kami secara tidak langsung ikut membantu perajin besek ini," katanya.
Khusus untuk di Denpasar pihaknya mendapat besek dari suplayer yang ada di wilayah Denpasar.
Penggunaan besek untuk pengganti kantong plastik ini merupakan wujud dukungan mereka dalam pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Bukan hanya di Bali, warga Kaliwungu, Jombang juga menggunakan besek dari bambu untuk menggantikan kantung plastik.
Bahkan, menggunakan besek bambu telah menjadi tradisi yang sudah dilakukan selama 5 tahun oleh warga di RT 01 RW 02 Kelurahan Kaliwungi, Jombang.
"Kalau sekarang sudah tahun yang kelima kami tidak menggunakan plastik (tas kresek)," kata Santi Ramadhani yang merupakan aktivis Bank Sampah di Jombang.
Ia juga menjelaskan bahwa dipilihnya bahan selain plastik untuk kemasan daging kurban bertujuan untuk mengurangi volume sampah plastik.
Santi menambahkan, bahwa pada dua tahun awal, menggantikan tas kresek dengan bahan alami sebagai wadah daging kurban mendapatkan tanggapan yang beragam, terutama dari kalangan ibu-ibu jemaah pengajian.
Namun, lanjut dia, pada 3 tahun belakangan, para ibu-ibu jemaah pengajian di lingkungan setempat yang justru menjadi pelopor.