7 Jam Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Asal Kendari Berhasil Dilakukan, Dokter Nyatakan Sehat
Bayi kembar siam asal Kendari menjalani operasi pemisahan tubuh di RSUD Dr Soetomo Surabaya
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Pembedahan ulang bayi kembar siam dempet dada dan perut (thoracoabdomino phagus) itu dilakukan saat rekontruksi pasca pemasangan plat pengganti tulang dada.
Spesialis bedah plastik, rekontruksi dan eatetik RSUD Dr Soetomo Prof David Perdanakusuma mengatakan tindakan tersebut dilakukan saat warna kulit Azila tampak pucat.
"Sempat sesak nafas karena perut ketahan yang membuat respons nafas lebih dalam. Sehingga dibuka lagi, kami bebaskan dan cukup baik kami pasang lagi. Jangan sampai tegang nanti kulitnya tidak sehat," ujar Prof David Perdanakusuma, Rabu (14/8/2019).
Hal itu disebutnya sebagai penanda adanya ketegangan pada proses penutupan plat terhadap luas luka seluas 13,5 x 17 centi meter pada rongga dada dan perut.
"Dengan luas sebesar itu tentu tidak bisa dijahit dengan mudah tapi harus tertutup karena anak ini tidak memiliki tulang dada yang telah diganti plat dan ditutup otot. Sedangkan perut ditutup mesh dengan otot," kata Prof David Perdanakusuma.
David menjelaskan, tim dokter menggunakan dua otot dan membebaskan kulit memakai empat flat membentuk model seperti yin dan yang.
"Ada plat dan mesh dan itu benda yang harus kami lindungi. Sementara untuk membentuk tulang kontur dada supaya jantung terlindungi itu ditutup dua otot dan kulit," ucapnya.
Prof David menambahkan dalam operasi tersebut pihaknya sangat teliti dan berhati-hati karena berkaitan dengan fungsi organ vital.
"Alhamdulillah akhirnya tertutup baik," tutup David.
Pemasangan Plat Logam Titanium
Salah satu bayi kembar siam asal Kendari Sulawesi Tenggara, Azila, harus mendapatkan pemasangan plat logam titanium untuk mengganti tulang dada.
Pemasangan tersebut dilakukan karena Azila tidak memiliki tulang dada pelindung jantung seperti yang dimiliki saudaranya Aqila.
Dokter spesialis bedah toraks RSUD Dr Soetomo dr Heroe Soebroto mengatakan pemasangan plat yang merupakan logam mulia berbentuk seperti lempengan kecil diskrub sehingga aman dan tidak bereaksi dengan tubuh.
Namun, meski disebut aman pemasangan plat ini juga dapat beresiko terjadinya infeksi.