Kabur ke Pesantren di Banten Setelah Membunuh dan Memutilasi Pacarnya, Prada DP Merasa Dibuntuti
etelah membunuh pacarnya sendiri kasir Indomaret Vera Oktaria (21), Prada Deri Permana atau Prada DP mengaku merasa gelisah.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Setelah membunuh pacarnya sendiri kasir Indomaret Vera Oktaria (21), Prada Deri Permana atau Prada DP mengaku merasa gelisah.
Perasaan gelisah pasca- pembunuhan Vera Oktaria meliputi Prada DP itu 'melarikan diri' ke Pesantren di Banten. Ia merasa diikuti sesuatu.
Rasa gelisah itu pula yang mendorongnya untuk menyerah diri.
"Selama saya di sana, saya merasa ada yang mengikuti. Lalu saya menghubungi tante saya untuk menyerahkan diri dan dijemput Polisi Militer," ujar Prada DP.
Setelah kasus pembunuhan Vera Oktaria, Prada DP sempat menjadi buronan Kodam II Sriwijaya selama satu bulan.
Selama pelarian tersebut, Prada DP bersembunyi di salah satu pesantren di kawasan Serang, Banten, hingga akhirnya ditemukan Polisi Militer.
Saat memberikan keterangan di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019), Prada DP mengatakan, ia dalam keadaan kebingungan setelah membunuh Vera Oktaria.
Baca: Terkini Kasus Mutilasi: Bukan Karena Vera Pacarnya, Ketakutan Ini Bikin Prada DP Kabur
Ditambah lagi, usahanya untuk menghilangkan jenazah Vera Oktaria dengan cara mutilasi juga gagal dilakukan.
Dalam kondisi kebingungan, Prada DP mengaku sempat ingin menyerahkan diri kepada kesatuan tempatnya bekerja.
Namun, niat itu dibatalkan setelah dilarang oleh Dodi Karnadi (36) yang merupakan pamannya.
"Dodi bilang tidak usah, dia yang menyarankan saya agar tidak menyerahkan diri," kata Prada DP.
Dodi lantas menghubungi temannya bernama Imam. Lalu, Prada DP disarankan untuk membakar jenazah Vera Oktaria. Namun, usaha itu batal ia lakukan.
Baca: Pengakuan Prada DP Mulai dari Cekik Vera Hingga Memutilasi, Sempat Merasa Iba
Selanjutnya, saksi Imam yang telah meninggal sebelum dihadirkan dalam ruang sidang, menghubungi satu saksi lagi bernama Muhammad Hasanudin.
Kepada Hasanudin, Imam menjelaskan bahwa Prada DP sedang mengalami masalah keluarga dan ingin belajar mengaji.
Hasanudin pun menyarankan agar Prada DP belajar di pesantren Serang, Banten, hingga keduanya pun berangkat ke sana.
Menurut Prada DP, selama berada di pesantren, ia kembali diliputi perasaan gelisah.
Untuk diketahui, Dodi Karnadi dan Muhammad Hasanudin tak dihadirkan ke ruang sidang oleh Oditur atau jaksa, karena sampai saat ini keberadaan mereka tak diketahui.
Sementara, satu saksi lagi bernama Imam dikabarkan telah meninggal sejak satu bulan lalu, akibat tenggelam di sungai tak jauh dari kediamannya. (Kontributor Palembang, Aji YK Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Prada DP, Dilarang Menyerahkan Diri hingga Merasa Dibuntuti"