Bekti Sang Mualim Meregang Nyawa karena Memprioritaskan Keselamatan Penumpang KM Santika Nusantara
Bekti belakangan diketahui meregang nyawa karena memprioritaskan keselamatan para penumpang saat insiden kebakaran KM Santika Nusantara.
Editor: Dewi Agustina
Namun ia memastikan, jenazah korban kapal terbakar yang barusan dipindah ke kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya sore tadi, adalah sepupunya.
"Masih utuh, masih bisa dikenali, dan ini saya masih memastikan langsung di RS, tapi kalau ciri-cirinya sih iya," ujarnya.
Berdasarkan penuturan para saksi rekan ABK di kapal nahas itu, lanjut Supardoyo, Bekti belakangan diketahui meregang nyawa karena memprioritaskan keselamatan para penumpang saat insiden kebakaran KM Santika Nusantara itu terjadi di perairan Pulau Masalembu.
Baca: Liburan ke Spanyol Akhirnya Kesampaian, Paula Verhoeven Pamer Foto Perut Buncitnya
"Penyebabnya karena menolong, karena toh dia bagian evakuasi," ungkapnya.
Mengetahui informasi tersebut, meski perasaan duka Supardoyo tak bisa dibendung, namun setidaknya sepupunya itu meninggal dalam keadaan terhormat.
"Bisa dibilang begitu leres mas, meninggal saat menjalankan tugasnya," katanya.
Ditanya perihal firasat ataupun petanda aneh dari sepupunya sebelum meninggal, Supardoyo mengaku tak mengetahui persis hal-hal semacam itu.
"Tidak ada. Gak ada firasat aneh-aneh," katanya seraya menggeleng-gelengkan kepala.
Namun, ia mengatakan, pihak keluaga besar sudah legowo dengan adanya insiden.
Jenazah Bekti, bapak dua anak itu, lanjut Supardoyo, siap diterima oleh keluarga besar di Klaten, Jateng.
"Semuanya sudah siap, dan sudah legowo semua, kami tinggal antar aja," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Duka Keluarga Bekti, Sang Mualim KM Santika Nusantara yang Tewas, Sudah Legowo dan Ikhlaskan Korban
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.