Demi Bayar Utang, AK Sewa Paranormal hingga Berikan Obat Tidur Sebelum Bunuh Pupung dan Anak Tirinya
Demi Bayar Utang, AK Sewa Paranormal hingga Berikan Obat Tidur Sebelum Bunuh Pupung dan Anak Tirinya
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Sri Juliati
Lebih lanjut, obat tidur dosis tinggi itu kemudian dibuat bubuk dan dimasukkan ke dalam dua jus yang sengaja dibeli pelaku untuk suami dan anak tirinya.
"Membeli tiga jus, jus pertama untuk dia supaya tidak ada kecurigaan dengan suaminya, jus kedua untuk (korban) suaminya dan jus ketiga disiapkan untuk (korban) Dana yang ditempatkan di kulkas yang biasa mereka minum jus," katanya.
Setelah Pupung minum jus yang telah tercampur obat tidur, AK mengajak suaminya itu masuk ke kamar untuk melakukan hubungan intim.
"Sebelum melakukan hubungan suami istri itu, Edi Chandra sudah meminum jus tersebut, minumnya di ruang tamu sebelum masuk ke kamar," kata Nasriadi.
Setelah melakukan hubungan suami istri, Pupung melakukan yoga seperti kebiasaannya sebelum tidur.
Namun, karena efek dari obat tidur, korban tertidur di lantai dengan posisi terlentang.
Baca: Agar Tak Curiga, Aulia Kesuma Ajak Pupung Sadili Berhubungan Intim Sebelum Membunuh dan Membakarnya
Baca: Jokowi Minta Masyarakat Papua Tetap Tenang dan Tak Bertindak Anarkis
5. Pupung bukan orang sembarangan
Dikutip dari Wartakotalive.com, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) ternyata diketahui merupakan relawan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin saat Pilpres 2019.
Hal itu dikemukakan oleh Ina (49) teman Pupung semasa menjadi relawan.
Ina menilai korban merupakan sosok yang bertanggung jawab sebagai relawan.
Meski baru satu tahun mengenal Pupung, Ina mengaku kehilangan sosok pria yang nyaris seluruh bagian tubuhnya jadi arang saat ditemukan dibakar dalam mobil.
"Dia (Pupung) baik, care sama teman. Orangnya juga senang bercanda, termasuk orang yang bisa menghidupkan suasana. Jadi kalau enggak ada sepi lah," katanya.
Tak cuma seorang pengusaha, Pupung Sadili dan M Adi Pradana rupanya memiliki peranan penting di komunitas bumi datar atau flat earth di Indonesia.
Ayah dan anak ini mendirikan komunitas bumi datar Indonesia, Flat Earth 101.
Pupung Sadili menjabat sebagai founder, sedangkan anaknya Dana sebagai co-founder.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Renald) (/Kompas.com/Wartakota)