Lima Tahun Lamanya Misem Hidup Dalam Ancaman akan Dibunuh Anak dan Cucu-cucunya
Selama lima tahun Misem hidup dalam ancaman akan dibunuh. Tersangka mengatakan, kalau sampai menyampaikan kejadian tersebut maka Misem ikut dibunuh.
Editor: Dewi Agustina
Jenazah para korban ditemukan secara tidak sengaja di halaman belakang rumah Misem, ketika Rasman (tetangga Misem) membersihkan lokasi tersebut, Sabtu (24/8/2019) lalu, atas permintaan pemilik rumah.
Keempat Kerangka Diserahkan Keluarga
Unit Reserse Kriminal Polres Banyumas menyerahkan keempat kerangka jenazah korban pembunuhan satu keluarga di Banyumas kepada pihak keluarga, Kamis (29/8).
Kerangka jenazah yang sudah dimasukkan keranda diserahkan kepada Edi Pranoto (49) yang merupakan anak keempat Misem, dan Winarti (53) ibunda dari Pipin.
Keempat kerangka jenazah (Supratno, Sugiyono, Heri, dan Pipin) yang sebelumnya di tempatkan di ruang kedokteran Forensik RS Margono Soekarjo Purwokerto, sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk dimakamkan. Keempat kerangka jenazah akan dibawa ke rumah duka terlebih dahulu.
"Pemeriksaan secara forensik sudah selesai. Akan tetapi untuk lebih lengkapnya menunggu hasil DNA, karena melalui DNA yang memastikan bahwa keempat jenazah adalah para korban tersebut," ujar Rizki.
Sampel DNA yang diambil sendiri adalah dari Misem dan Winarti (ibu dari Pipin) selaku mantan istri dari korban Supratno.
Kondisi psikologis Misem sendiri masih sedih, namun karena sudah terbiasa ditinggal anak-anaknya selama 5 tahun, sudah beranjak pulih.
"Misem sudah cukup tenang, tadi meminta agar jenazahnya yang awalnya akan langsung dimakamkan, mampir dulu kerumahnya. Karena untuk melihat yang terakhir kalinya," imbuhnya.
Rencananya keempat kerangka korban pembunuhan akan dimakamkan di pemakaman Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. (Tribunjateng/jti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Pilu Misem: Dengar Teriakan Minta Tolong, Lihat Darah Berceceran hingga Diancam Selama 5 Tahun