Kasus Ayah Dihabisi Sang Anak, Diduga Depresi karena Usaha Bangkrut Hingga Dicerai Istri
Tiada orang menyangka, Suherman membunuh ayah kandungnya, Juminta (65), lantaran tidur mendengkur.
Editor: Sanusi
Depresi Usaha Bangkut dan Menduda
Beberapa tahun belakangan Suherman menjalani hidup dengan putus asa, bahkan kejiwaannya cenderung labil.
Pernah Suherman sukses sebagai pengusaha rongsokan, tapi belakangan bangkrut dan perekonomiannya sulit.
Tak kunjung bisa bangkit lagi dalam usahanya ini, rumah tangganya pecah. Ia menduda setelah bercerai dengan istrinya.
"Dia dulu usaha lapaknya sukses. Ya, namanya usaha kan lalu ngedrop," ungkap Taifur.
"Seiring berjalannya waktu, ditambah dengan masalah rumah tangga, dia pisah. Intinya dia banyak pikiranlah," sambung Taifur.
Pihak keluarga kini lalu mengurus Suherman, mengantarnya menjalini pengobatan di puskesmas setempat.
Sehari-hari, kondisi kejiwaanya memang dikenal labil. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini suka bertingkah dan marah-marah sendiri.
Menurut Taifur, pihak Puskesmas yang selama ini mengawasi kesehatannya sempat menyarankan keluarga agar Suherman dibawa ke rumah sakit jiwa.
"Tapi, dari keluarga karena mungkin aib, malu atau gimana ya, dia suka ngamuk. Tapi kalau lagi sadar ya normal kaya orang biasa aja," ucap Taifur.
Polsek Sukatani sampai saat ini masih memeriksa tersangka Suherman.
"Kami masih dalami ya terutama terkait kejiwaan tersangka," beber Taifur.
Taifur menyadari penyidik yang menginterogasi Suherman agak kesulitan.
"Tapi memang ya begitu, kadang suka ngelantur atau diam ketika ditanya," ungkap Taifur.