Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyebab Kecelakaan Maut Sering Terjadi di Tol Cipularang, dari Dugaan Mistis dan Penjelasan Ilmiah

Berikut penyebab kecelakaan maut sering terjadi di Tol Cipularang, dari dugaan mistis warga setempat hingga penjelasan ilmiah.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
zoom-in Penyebab Kecelakaan Maut Sering Terjadi di Tol Cipularang, dari Dugaan Mistis dan Penjelasan Ilmiah
TRIBUN JABAR/ERRY CHANDRA
Petugas mengevakuasi kendaraan dan korban kecelakaan beruntun maut di Tol Cipularang KM 92, Purwakarta, Jabar, Senin (2/9/2019). Sebanyak 20 mobil terlibat dalam kecelakaan beruntun yang menelan korban jiwa 9 orang tersebut. 

Kecelakaan terjadi disebabkan faktor human error maupun faktor geometrik jalannya.

"Di lokasi blackspot Cipularang itu menjadi titik lelah pengemudi, kemudian kontur jalannya turunan, tanjakan dan dikombinasi dengan banyak tikungan," kata Asep kepada Tribun Jabar saat ditemui di Mapolres Purwakarta, Ciseureuh, Purwakarta.

Mengantuk atau kelelahan saat mengemudi sangatlah fatal sekaligus meningkat kemungkinan kecelakaan.

Asep menjelaskan bahwa selain faktor jalan dan kendaraan, kecelakaan yang fatal terjadi karena pengemudi mengalami Microsleep.

Microsleep adalah tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik yang biasanya terjadi karena kelelahan atau kebosanan.

Microsleep itulah yang menyebabkan seringnya kecelakaan di jalur masuk Purwakarta dari arah Bandung.

"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar Asep.

Berita Rekomendasi

Ditambah lagi, saat kecelakaan terjadi karena mengantuk, bisa dipastikan tidak ada pengereman dengan jarak yang cukup sebelum kecelakaan.

Oleh karena itu, efek kecelakaannya sering kali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa.

Di Tol Cipularang KM 90an, Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.

Pada saat memasuki kontur jalan yang berkelok-kelok, pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.

Understeer adalah gejala pada saat mobil cenderung sulit untuk berbelok akibat roda depan kehilangan traksi dan memasuki tikungan terlalu cepat.

Sementara oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang ketika sedang menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir dan hilang kendali.

"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok. Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.

Antisipasi

Speedometer digital.
Speedometer digital. (Stanly/Otomania)

Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta untuk tetap berhati-hati dan selalu menjaga kewaspadaannya saat mengemudi.

Ia menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.

"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara. Serta atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," kata Asep.

Selain itu, antisipasi juga dapat dilakukan dengan mengatur kecepatan mobil adalah untuk meminimalkan risiko.

Apalagi, saat melintasi kilometer 90-100, kondisi trek menurun membuat laju kendaraan bertambah cepat dengan sendirinya.

Kemudikan mobil pada rentang kecepatan 60-80 kilometer per jam.

Jadi, jika mobil Anda melalui jalan menurun, kecepatan pun akan naik tak terlalu jauh.

Anda juga masih berada di bawah batas kecepatan maksimal 100 kilometer per jam.

Selain itu, bila mengantuk saat berkendara mobil, ada baiknya menepikan mobil ke bahu jalan untuk beristirahat.

Namun, jika ingin mencari tempat istirahat lain, saat ini beberapa aplikasi mobile di ponsel sudah mempunyai fitur "Near Me" yang bisa menunjukkan lokasi pom bensin, supermarket, dan posko mudik terdekat dari lokasi Anda berada.

Jika mobil Anda tiba-tiba mengalami gangguan teknis di jalan tol, beberapa aplikasi mobile juga dapat jadi solusi.

Aplikasi Otocare misalnya, memiliki pula fitur Call Garda Akses untuk memberikan bantuan darurat mobil derek.

Perjalanan Anda dan sekeluarga melewati Tol Cipularang pun akan jauh lebih aman.

Rasa takut dan cemas terhadap cerita angker di tol penghubung Kota Jakarta dan Bandung itu bukan jadi masalah lagi.

(Tribunnews.com, Citra Agusta Putri Anastasia/Kompas.com, Mikhael Gewati/Tribun Jabar, Haryanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas