Kronologis Bupati Muara Enim Ahmad Yani Terjaring OTT KPK
Operasi Tangkap Tanggan yang dilakukan Tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi menjaring sejumlah pejabat termasuk Bupati Muara Enim Ahmad Yani.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MUARAENIM - Operasi Tangkap Tanggan yang dilakukan Tim penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring sejumlah pejabat termasuk Bupati Muara Enim Ahmad Yani.
Kali ini, KPK bergerak ke Palembang dan Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (2/9/2019) malam.
Adapun dalam OTT KPK di Muaraenim ada 4 orang diamankan tim KPK.
Yakni, terdiri dari Bupati Muara Enim Ahmad Yani, pejabat pengadaan, dan pihak swasta dalam OTT KPK di Muaraenim.
Terkait tertangkapnya Bupati Muara Enim dalam OTT KPK di Muaraenim diungkapkan oleh Wakil Ke
tua KPK Basaria Panjaitan.
Ia mengatakan, OTT KPK di Muaraenim empat orang tersebut ditangkap dalam OTT Senin sore dan kemudian secara bertahap mereka dibawa ke Gedung Merah Putih KPK sejak Senin pada pukul 22.35 WIB hingga Selasa pagi.
"Pihak yang diamankan dalam kegiatan ini dalam proses pemeriksaan intensif di Kantor KPK," ujar Basaria dalam keterangan tertulis, Selasa (3/9/2019).
Menurut Basaria, turut serta diamankan adalah uang 35.000 dollar AS.
"Kami duga uang ini terkait proyek di dinas PU setempat. Kami duga terdapat transaksi antara pihak pejabat pemkab dan swasta terkait proyek pembangunan di sana," katanya.
Selanjutnya, KPK akan menentukan status hukum empat orang yang diamankan dalam waktu 1x24 jam.
"Rencana hari ini akan disampaikan informasi lebih rinci melalui konferensi pers di KPK," kata Basaria.
Baca: Anjing Piaraannya Terkam ART hingga Tewas, Presenter Bima Aryo yang Baru Saja Nikah Bereaksi Ini
Baca: 6 Fakta Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang, Kronologi, Video Mencekam hingga Daftar Identitas Korban
Terkait Kasus di Lampung dan Muaraenim Basaria menyebutkan kasus ini terkait proyek pekerjaan umum, KPK menduga, ada transaksi suap terkait proyek yang melibatkan Ahmad Yani.
Diduga, proyek yang menjadi permasalahan ini merupakan proyek dinas pekerjaan umum setempat.
Pihak KPK menduga ada transaksi antara pejabat pemkab dan pihak swasta terkait proyek pembangunan di Muara Enim.
Sementara itu, dilansir dari kompas.com, Kepala Bidang Polda Sumatera Selatan Humas Komisaris Besar Supriadi mengatakan, Polri hanya yang membantu proses pengamanan OTT tersebut.
"Bupati yang kena OTT. Tapi terkait masalah apa dan dengan siapa ditangkapnya kita belum monitor," kata Supriadi, Selasa (3/9/2019).
Sejauh yang dia ketahui, operasi tersebut merupakan pengembangan dari penyelidikan yang dilakukan KPK di Provinsi Lampung.
Pengembangan kasus di Lampung tersebut menyeret Bupati Muara Enim Ahmad Yani, namun Supriadi mengakui belum mengetahui detailnya.
"Infonya kasus pengembangan dari Lampung, kemudian lanjut penangkapan dan penyegelan di Sumsel. Saya juga sudah tanya sama Kapolres Muara Enim, semalam saat mereka sampai di lokasi juga sudah di segel," ujar dia.
Gubernur Deru Kehilangan Teman Dekat
Tertangkapnya Bupati Muara Enim AY oleh KPK kemarin membuat publik bertanya apa yang sedang dialami oleh orang nomor 1 di bumi sekundang itu.
Kebaradaannya pun masih jadi tanda tanya, termasuk Gubernur Sumsel.
"Saya kehilangan teman lama saya, saya juga lagi mencari tahu keberadaan beliau dimana. Tak ada kabar lewar telegram dan bentuk komunikasi lain darinya," ujarnya Kepada Sripoku.com, Selasa (3/9/2019).
Dengan ekspresi yang sangat lesu terpancar dari wajahnya karena masih bingung atas hal yang menimpa bupati Muara Enim tersebut.
Bahkan uang senilai 35.000 dolar AS tersebut juga tak diketahuinya.
Baca: Alasan Pansel Capim KPK Tetap Loloskan Irjen Firli Bahuri Meski Ditolak 500 Pegawai KPK!
Baca: Elza Syarief Laporkan Nikita Mirzani dan Tim Hotman Paris Show ke Polisi, Sebut Ancamannya 10 Tahun
Rencananya bila bupati Muara Enim tersebut tak dapat kabar 1x24 jam maka posisinya akan diganti sementara.
Sementara itu, mantan Ketua BPK Sumsel Abdulrachman mengatakan bahwa Muara Enim juga termasuk salah satu daerah yang mempunyai komplain kepatuhan terutama pada dinas PUPR Muara Enim
Akan Segera Tunjuk PLH
Sebagai Kepala Daerah ia mengaku terkejut sekaligus sedih lantaran harus kehilangan teman.
"Muka saya belum begitu cerah, kaget pasti. Tapi sampai saat ini saya belum tahu jelas keberadaan Bupati AY dimana beliau. Informasi terakhir kantor disegel dengan logo KPK. Keberadaanya belum terinfo ke saya baik, telegram, surat ataupun cara pemberitahuan lain," ujar Gubernur Sumsel Herman Deru, Selasa (3/9/2019).
Gubernur mengaku dirinya membutuhkan informasi penting ini karena menyangkut pengambilan langkah selanjutnya, karena jangan sampai terjadi kekosongan jabatan pemerintahan di sana.
"1x24 Jam kalau tidak ada kabar saya akan tunjuk Paksaba harian (PLH), pemerintahan harus tetap jalan tidak boleh kosong walau hanya satu detik pun," tegas Deru.
Sementara saat ditanya mengenai adanya barang bukti yang diamankan KPK saat OTT senilai 35 Ribu Dolar AS, Deru mengatakan, saat ini dirinya belum bisa berkomentar banyak.
Namun, mantan Bupati OKU Timur itu berharap Bupati Muara Enim, AY tidak terjadi apa-apa, karena menurutnya tidak semua kejadian hukum harus terjadi tersangka.
"Kita belum tahu siapa yang jadi tersangka dan kasusnya apa. Kita tunggu saja dulu, saya belum bisa komentar. Kita sabar saja menunggu," jelasnya. (Tim Sripoku.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Kronologis Bupati Muaraenim Ahmad Yani Terjaring OTT, KPK Ungkap Kasus dan Proses Penangkapan