Penyakit Langka Bikin Jari-Jari Gadis Kecil di Muaradua Diamputasi
Bagian pergelangan tangan dan lutut kaki yang sebelumnya sempat bengkak seperti melepuh kini menyisahkan bekas luka seperti halnya bekas luka bakar
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, OKU - Wartawan Tribun mendatangi bocah L di Muaradua OKU Selatan yang diduga mengidap penyakit langka.
Sebelumnya beredar kabar gadis kecil dalam kondisi memprihatinkan karena mengidap penyakit langka.
Ujung-ujung jari dan kulitnya seperti terbakar lalu lama ke lamaan kecil menghitam dan harus diamputasi.
L (5) anak ketiga pasangan Suami Istri Didik (40) dan Juminem (35) Warga Kampung Sawah Kelurahan Pasar Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan mengidap penyakit yang langka.
Akibat penyakit yang dideritanya sejak setahun terakhir, anak perempuan tersebut mengalami cacat fisik 6 ujung jari dari lima jari bagian tangan serta satu jari kaki harus diamputasi.
Juga bagian pergelangan tangan dan lutut kaki yang sebelumnya sempat bengkak seperti melepuh kini menyisahkan bekas luka seperti halnya bekas luka bakar.
Juminem, orang tua laura menceritakan awalnya penyakit anaknya tersebut terjadi sekitar Bulan September 2018 lalu, atau lebih kurang telah diderita selama setahun terakhir.
Baca: Terserang Penyakit Langka, Penampilan Dua Gadis Asal OKU Ini Masih Imut Seperti Anak-anak
"Awalnya dia mengeluhkan rasa nyeri-nyeri dan bagian lutut kedua kaki dan siku kanan bagian depan, setelahnya membengkak berwarna kemerahan yang menimbulkan rasa sakit," ungkap Juminem, Rabu (4/8/2019).
Rasa nyeri-nyeri dan sakit di waktu-waktu dan membengkak, membuat anak yang sangat ingin bersekolah tersebut kesulitan beraktivitas berjalan sehingga harus berhenti sekolah TK dan membuat Bocah malang tersebut kerap menangis kesakitan.
Berbagai pengobatan telah dilakukan Didik dan Juminem.
Bahkan karena penyakit langka yang diderita anaknya sempat dibawa keorang pintar untuk diruqiah namun hasilnya masih nihil.
"Sempat di bawa ke orang pintar untuk diruqiah namun mereka menyerah dan menyarankan ke pengobatan medis saja," kata Juminem.
L sempat diobati di Puskesmas Muaradua, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit di Palembang yang dirawat selama tiga bulan dan terpaksa dilakukan operasi dengan amputasi jari tangan dan kakinya.
Baca: Cerita Menarik Pelatih Timnas Indonesia Soal Kebiasaan Tirukan Bunyikan Peluit Pakai Jari
Kini orang tua Laura, kondisi laura telah membaik, telah bisa bermain dan berjalan, kendati demikian dituturkan Juminem ia harus selalu siap stok obat sebab sewaktu-waktu dapat kembali kambuh.
Keluargnya termasuk keluarga kurang mampu dengan mengalami keterbatasan biaya, Didik ayah Laura sehari-hari pekerjaannya sebagai tukang ojek.
Bahkan sekitar sebulan lalu telah mengajukan bantuan Dinas Sosial OKU Selatan dan telah digunakan untuk biaya kontrol dan penebusan obat di Palembang sekali dalam sebulan.
"Obatnya hanya ada di apotek Palembang, dan harus selalu siap, jika tidak atau salah satunya habis, rasa nyeri timbul lagi," pungkas Juminem.
Dokter Romsidi Puskemas Muaradua mengatakan terdapat gangguan pada sistem imun atau kekebalan tubuh pada pembuluh darah Laura.
Baca: Jalani Uji Kelayakan, Mantan Kepala Perwakilan BPK Sumsel Diminta Pandangan Soal Pemindahan Ibu Kota
"Penyakit nya (Laura) termasuk langka, baru ini ada kejadian penyakit seperti ini, sebab terjadi gangguan pada sirkulasi pembuluh darah ke bagian ujung jari terhambat, sehingga ujung-ujung jari mati rasa," terang Romsidi.
Dikatakannya Dokter Romsidi, akibatnya mati rasa tersebut penderita mengalami kesulitan berjalan bahkan ujung jari menghitam sehingga ujung jaru lepas dengan sendirinya.
"Jadi kemungkinan karena disebabkan mati rasa, dan menimbulkan warna kehitaman seperti yang dialami laura, dan terlepas dengan sendirinya," tambah Ramsidi. (Tribun Sumsel/Prawira Maulana)