Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Noviana, Pengamen Cantik Wisudawan Terbaik di Universitas Airlangga

Keterbatasan ekonomi tak menghalangi Noviana, alumni Universitas Airlangga untuk mengenyam ilmu hingga mendapat predikat wisudawan terbaik.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Mengenal Noviana, Pengamen Cantik Wisudawan Terbaik di Universitas Airlangga
Tribunjatim.com/Nur Ika Anisa
Noviana, wisudawan terbaik Universitas Airlangga 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keterbatasan ekonomi tak menghalangi Noviana, alumni Universitas Airlangga (Unair) untuk mengenyam ilmu hingga mendapat predikat wisudawan terbaik.

Noviana menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga Surabaya.

Gadis asal Surabaya ini mengisahkan perjalanannya yang tak mudah selama menempuh pendidikan.

Dengan cara mengamen dari satu tempat ke tempat lain terus ia lakoni bersama dua saudaranya.

Pilihan mengamen bermula saat kedua orang tuanya sakit keras.

Baca: Kronologis Penggerebekan Oknum Kepsek dan Guru TK, Berawal dari Kecurigaan Para Pemuda

Saat itu usia Noviana sekitar lima tahun.

Berita Rekomendasi

"Karena kekurangan biaya, bapak kecelakaan dan tidak dioperasi. Belum sepenuhnya sembuh, bapak jadi tukang becak tidak lama becaknya dicuri," kata Noviana, Selasa (10/9/2019).

Noviana, wisudawan terbaik Universitas Airlangga
Noviana, wisudawan terbaik Universitas Airlangga (Tribunjatim.com/Nur Ika Anisa)

Melihat kondisi tersebut, ia dan saudara-saudarinya memenuhi perekonomian dengan mengamen.

"Awalnya tidak boleh (mengamen), tapi saya tetap mengamen bantu keluarga. Akhirnya bapak memperbolehkan tapi dengan syarat bukan sebagai penghasilan utama," kata anak ke empat dari delapan bersaudara.

Meski memperbolehkan anaknya mengamen, lanjut Noviana, kedua orang tuanya sangat mengutamakan pendidikan.

Kedisiplinan orang tuanya pun dirasakan Noviana.

Saat mereka mengamen, kata Noviana, orang tuanya pun turut mengawasi dan tak lupa mengingatkan anaknya untuk belajar disela istirahat.

"Pendidikan itu nomor satu, ini (mengamen) jangan jadi penghasilan sampai dewasa. Mereka sangat disiplin soal pendidikan," kata Noviana.

Baca: 5 Fakta BJ Habibie Sakit hingga Tersebar Hoaks Meninggal, Dijenguk Presiden Jokowi & Respon Dokter

Pernah Terciduk

Terlahir dari keluarga serba kekurangan membuat Noviana tergerak untuk membantu perekonomian orang tuanya.

Wisudawan terbaik Universitas Airlangga ini mengisahkan, pernah mengamen untuk mencukupi kebutuhan perekonomian keluarganya.

Mengadu nasib di jalan bukan pula tanpa risiko.

Saat berumur lima tahun, Noviana dan saudara-saudaranya berkeliling di jalanan untuk mencari nafkah melalui ngamen.

"Jalanan adalah tempat untuk belajar banyak hal," kata Noviana di Unair Kampus C, Selasa (10/9/2019).

Beberapa kali, Noviana dan saudara-saudarinya harus berhadapan dengan aparat keamananan.

Dia juga mengaku pernah ditahan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos).

Noviana, wisudawan terbaik Universitas Airlangga
Noviana, wisudawan terbaik Universitas Airlangga (Tribunjatim.com/Nur Ika Anisa)

"Di sana (Liponsos) sangat tidak kami sukai," kata dia.

Namun, tekadnya membantu orang tua terus ia lakukan meski berkali-kali berurusan dengan aparat penertiban Kota Surabaya.

"Karena kami belum selesai membantu orang tua, perasaan kami masih ingin di sana. Saat itu. Saya SMP selesai, saya sadar ini yang terakhir," kata dia.

Hingga suatu ketika, Noviana diterima di Universitas Airlangga Surabaya melalui jalur undangan.

"Saya masuk Fakultas Hukum Unair jalur undangan, awalnya saya berfikir hukum dan politik itu kejam," kata gadis yang pernah berkeinginan menjadi guru matematika.

Baca: Mantan Ketua MK, Istri Panglima hingga Mantan Panglima Berdatangan Jenguk BJ Habibie

Selama empat tahun, Noviana mengenyam pendidikan strata satu hingga lulus dengan predikat wisudawan terbaik Unair.

Anak Penarik Becak Jadi Doktor

Sementara itu, Lailatul Qomariyah (27), utri dari penarik becak, warga Dusun Jinangka, Desa Teja Timur, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan terus berusaha menggapai cita-citanya.

Lailatul Qomariyah seusai sidang terbuka di ITS, foto bersama ayah dan ibunya, Saningrat dan Rusmiati, Rabu (4/9/2019) lalu.
Lailatul Qomariyah seusai sidang terbuka di ITS, foto bersama ayah dan ibunya, Saningrat dan Rusmiati, Rabu (4/9/2019) lalu. (Istimewa)

Lailatul Qomariyah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan suami istri Saningrat (43) dan Rusmiati (40).

Kini, ia meraih gelar doktor teknik kimia di Fakultas Tekhnologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Gelar doktor itu diraih lewat sidang terbuka dengan mengambil disertasi “Controllable Characteristic Silica Particle and ITS Composite Production Using Spray Process", Rabu (4/9/2019) lalu.

Lailatul Qomariyah mengatakan, dari 85 mahasiswa doktoral yang saat itu siap maju mengikuti sidang terbuka, hanya dia satu-satunya dan dinyatakan lulus memuaskan dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.0.

Dengan nilai 4.0 itu, Laila merasa bersukur kepada Tuhan dan ayahnya, yang menyaksikan sidangnya secara langsung.

Ia menuturkan, sejak duduk di bangku SD, SMP hingga SMA, dia selalu maraih rangking pertama.

Sebagai anak penarik becak, pulang pergi ke sekolah diantar sang ayah naik becak.

Namun, dua bulan setelah duduk di bangku SMAN 1 Pamekasan, ia naik sepeda angin sendiri menempuh perjalanan pulang pergi berjarak sekitar 10 km.

Sejak duduk di bangku SMA, untuk biaya sekolah hingga kuliah saat ini sudah tidak minta kepada orang tuanya, melainkan mencari sendiri.

Berkat kecerdasannya memberi les tambahan kepada siswa, waktu SMA ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya.

Lailatul Qomariyah berpose bersama para promotor dan penguji disertasinya dalam sidang terbuka yang digelar di kampus UTS Surabaya pada hari Rabu (4/9/2019).
Lailatul Qomariyah berpose bersama para promotor dan penguji disertasinya dalam sidang terbuka yang digelar di kampus UTS Surabaya pada hari Rabu (4/9/2019). ((Doc Lailatul Qomariyah))

"Saya sadar, saya bukan anak orang mampu, sehingga tak mungkin mengandalkan orang tua," kata Lailatul Qomariyah saat dihubungi TribunMadura.com, Minggu (8/9/2019).

"Alhamdullillah, ternyata Allah member jalani bagi saya," sambung dia.

Lailatul Qomariyah mengaku, mendapat banyak cibiran saat pertama kali masuk kuliah.

Cibiran itu diberitakan lantaran dia lahir dari keluarga penarik becak.

Namun, ia mengaku, cibiran itu menjadi pelecut bagi dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya bisa.

Baca: Elza Syarief Tak Terima Hotman Paris Mendapat Sebutan Gus: Sebutan Itu Jangan Dibuat Bercanda

Setelah lulus SMA pada 2011, ia meneruskan kuliahnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mengambil Fakultas Teknologi Industri.

Lalu, ia melanjutkan ke jenjang berikutnya S2 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya juga.

Tiga bulan setelahnya, ia langsung masuk ke program S3 dengan beasiswa lewat Program Magister Doktor Sarjana Unggul (PMDSU).

Perjalanan dari S2 yang hanya tiga bulan dan bisa langsung ke S3, bukan perkara mudah.

Melainkan harus melalui beberapa persyaratan khusus, termasuk nilai IPK minimal 3.5 dan seleksi panjang.

Tapi karena IPK nya melebihi nilai batas yang ditentukan, yakni 4.0 maka dirinya bisa lolos ke S3 melalui jalur fast track.

Lailatul Qomariyah seusai sidang terbuka di ITS, foto bersama ayah dan ibunya, Saningrat dan Rusmiati, Rabu (4/9/2019) lalu.
Lailatul Qomariyah seusai sidang terbuka di ITS, foto bersama ayah dan ibunya, Saningrat dan Rusmiati, Rabu (4/9/2019) lalu. (Istimewa)

Gadis penyuka program debat di TV Jepang ini mengatakan, dalam kaitannya mata kuliah di S3, ia satu-satunya mahasiswa di program doktoral yang ditugas kampusnya atas biaya pemerintah.

Kata dia, pemerintah mengadakan penelitian di Jepang selama satu tahun, pada pertengahan 2017 hingga pertengahan 2018 lalu.

Laila bisa sukses dalam jenjang pendidikan seperti ini, sehari-harinya tidak selalu belajar terus-menerus tanpa mengenal waktu.

Baginya seimbang antara belajar dan hiburan, di amping berdoa dan jangan sampai lalai dalam menjalankan ibadah, serta dukungan orang tua, yang menjadi penyemangat.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Noviana, Pengamen Asal Surabaya yang Jadi Wisudawan Terbaik di Universitas Airlangga

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas