Banyak Turunan Curam di Tol Cipularang, Polisi Sarankan Speed Gun dan Pembatasan Kendaraan Berat
Menurut polisi Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam. Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80. Polisi dukung penggunaan speed gun
Editor: Yudie Thirzano
Menurut polisi Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam. Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80. Dua kecelakaan dalam dua pekan terakhir terjadi di KM 92.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Aturan pembatasan kecepatan kendaraan di Tol Cipularang harus diberlakukan sebagai antisipasi kecelakaan yang kerap terjadi.
Seperti diketahui dua kecelakaan beruntun terjadi di ruas Tol Cipularang dalam waktu belum lama ini.
Baca: Cerita Korban Tabrakan Maut Tol Cipularang, Mobil Terpental Sampai Berhenti di Tepi Jurang
Baca: Lagi, Kecelakaan Terjadi di Tol Cipularang, Truk Terbalik dan Terbakar
"Rekomendasi kami perlu ada speed gun, penangkap kecepatan kendaraan," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar Kompol Efos Satria Wisnu Wardhana saat dihubungi via ponselnya, Rabu (11/9/2019).
Ia mengatakan, Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam.
Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80.
Dua kecelakaan dalam dua pekan terakhir terjadi di KM 92.
"Di situ jalurnya landai dan menurun."
"Kalau nyetir di sana enggak kerasa kalau nambah kecepatan," ujarnya.
Di ruas jalan itu, memang terdapat rambu-rambu pengingat supaya mengatur jalu kecepatan.
Polisi memiliki alat pengukur kecepatan di jalan tol.
Hanya saja, alatnya masih manual alias harus digunakan langsung oleh petugas lalu lintas.
"Masih manual, enggak mungkin 24 jam terus dioperatori anggota kami," katanya.
Selain itu, ia juga menyinggung soal pembatasan operasional kendaraan berat melintasi Tol Cipularang.
Terutama, kendaraan berat yang melebihi kapasitas muatan.
"Enggak ada jam operasional muatan. Pengawasannya sulit."
Menurutnya polisi tidak mungkin selama 24 jam hanya menjaga di titik rawan di ruas tol tersebut.
"Harus ada sistem aturan. Kami rekomendasikan jam operasional," ujar Efos.
Meski begitu, pemberlakuan jam operasional kendaraan berat melintas di Tol Cipularang perlu kajian mendalam.
Khususnya soal saat momen seperti apa pemberlakuan jam operasional.
"Mana jam pada mana yang risiko dilalui. Harus ada kajian. Kalau ada jam operasional, bisa lebih jelas kapan mau menimbang muatan," katanya. (men)