Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banyak Turunan Curam di Tol Cipularang, Polisi Sarankan Speed Gun dan Pembatasan Kendaraan Berat

Menurut polisi Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam. Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80. Polisi dukung penggunaan speed gun

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Banyak Turunan Curam di Tol Cipularang, Polisi Sarankan Speed Gun dan Pembatasan Kendaraan Berat
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Suasana Jalan Tol Cipularang KM 91 lokasi kecelakaan beruntun yang menewaskan beberapa orang Senin (2/9/2019) 

Menurut polisi Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam. Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80. Dua kecelakaan dalam dua pekan terakhir terjadi di KM 92.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Aturan pembatasan kecepatan kendaraan di Tol Cipularang harus diberlakukan sebagai antisipasi kecelakaan yang kerap terjadi.

Seperti diketahui dua kecelakaan beruntun terjadi di ruas Tol Cipularang dalam waktu belum lama ini.

Baca: Cerita Korban Tabrakan Maut Tol Cipularang, Mobil Terpental Sampai Berhenti di Tepi Jurang

Baca: Lagi, Kecelakaan Terjadi di Tol Cipularang, Truk Terbalik dan Terbakar

"Rekomendasi kami perlu ada speed gun, penangkap kecepatan kendaraan," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jabar Kompol Efos Satria Wisnu Wardhana saat dihubungi via ponselnya, Rabu (11/9/2019).

Ia mengatakan, Tol Cipularang arah Jakarta banyak turunan curam.

Terutama mulai dari KM 100 hingga KM 80.

Berita Rekomendasi

Dua kecelakaan dalam dua pekan terakhir terjadi di KM 92.

"Di situ jalurnya landai dan menurun."

"Kalau nyetir di sana enggak kerasa kalau nambah kecepatan," ujarnya.

Di ruas jalan itu, memang terdapat rambu-rambu pengingat supaya mengatur jalu kecepatan. 

Polisi memiliki alat pengukur kecepatan di jalan tol.

Hanya saja, alatnya masih manual alias harus digunakan langsung oleh petugas lalu lintas. 

"Masih manual, enggak mungkin 24 jam terus dioperatori anggota kami," katanya. 

Selain itu, ia juga menyinggung soal pembatasan operasional kendaraan berat melintasi Tol Cipularang.

‎Terutama, kendaraan berat yang melebihi kapasitas muatan.

"Enggak ada jam operasional muatan. Pengawasannya sulit."

Menurutnya polisi tidak mungkin selama 24 jam hanya menjaga di titik rawan di ruas tol tersebut.

"Harus ada sistem aturan. Kami rekomendasikan jam operasional," ujar Efos. 

Meski begitu, pemberlakuan jam operasional kendaraan berat melintas di Tol Cipularang perlu kajian mendalam.

Khususnya soal saat momen seperti apa pemberlakuan jam operasional.

"Mana jam pada mana yang risiko dilalui. Harus ada kajian. Kalau ada jam operasional, bisa lebih jelas kapan mau menimbang muatan," katanya. (men)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas