Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FAKTA Pria Tusuk Siswi SMK: Cinta 2 Tahun Malah Ditolak dan Diejek Jelek hingga Kronologi Kejadian

Simak fakta-fakta pria yang menusuk siswi SMK di Bandung: memendam cinta selama dua tahun tetapi ditolak dan diejek jelek hingga kronologi kejadian.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in FAKTA Pria Tusuk Siswi SMK: Cinta 2 Tahun Malah Ditolak dan Diejek Jelek hingga Kronologi Kejadian
Kolase Tribun Jabar
Simak fakta-fakta pria yang menusuk siswi SMK di Bandung: memendam cinta selama dua tahun tetapi ditolak dan diejek jelek hingga kronologi kejadian. 

Simak fakta-fakta pria yang menusuk siswi SMK di Bandung: memendam cinta selama dua tahun tetapi ditolak dan diejek jelek hingga kronologi kejadian.

TRIBUNNEWS.COM - Akibat cinta yang tak terbalaskan, seorang pria menusuk siswi SMK di Bandung.

Siswi tersebut adalah orang yang dicintainya selama dua tahun, berinisial ZPD (16).

Polisi Polsek Sumur Bandung telah menangkap pelaku, Ravindra Giantama (22), pada Selasa (10/9/2019).

Dilansir Tribun Jabar, Kapolsek Sumur Bandung, Kompol Ari Purwanto menyebut bahwa motif pelaku penusukan adalah sakit hati.

Baca: Cinta Ditolak, Seorang Pemuda di Bandung Gelap Mata Tikam Siswi SMK Lalu Kabur

Baca: Cerita Ayah Siswi SMK yang Ditusuk, Istri Ditinggal Saat Diajak ke Sekolah Malah Banyak Pertanyaan

Baca: Penangkapan Pelaku Penusukan Siswi SMK Bak Film Action, Pelaku Berlari Zig-zag Sambil Bawa Pisau

"Motifnya karena pelaku mengejar terus cinta korban sejak lama, tapi ternyata cintanya ditolak sehingga terjadi seperti itu (penusukan)," ujar Kapolsek.

Penusukan itu terjadi di dekat sekolah korban, Selasa (10/9/2019) pukul 07.30 WIB.

BERITA REKOMENDASI

Pelaku diamankan polisi tidak lama setelah kejadian di sekitaran Masjid Al-Ukhuwah, tidak jauh dari tempat kejadian perkara.

Berikut fakta-fakta penusukan pria kepada siswi SMK di Bandung, dirangkum Tribunnews dari Tribun Jabar :

1. Motif Pelaku

Ravindra Giantama, pelaku penusukan siswi SMK di Bandung.
Ravindra Giantama, pelaku penusukan siswi SMK di Bandung. (Tribun Jabar/Haryanto)

Ketika diinterogasi polisi, Ravindra mengaku telah mengikuti korban melalui sosial media Instagram sejak 2015.

Sejak itu pula, Ravindra menyukai sosok ZPD (16) yang dikenalnya sebagai anak yang ramah.


Hal itu diakuinya saat pengungkapan kasusnya di Mapolsek Sumur Bandung, Jalan Kebon Sirih, Kota Bandung, Selasa (10/9/2019).

Dilansir Tribun Jabarselain memantau ZPD melalui aktivitas sosial medianya, dia sering menguntit korban.

"Saya tau Z dari temen nongkrong saya, terus follow di Instagram. Sempat stalking Z melalui instastory-nya, diketahui ada di Braga, terus saya ikutin dia ke Braga," kata Ravindra.

Ia mengatakan, dirinya pernah mendapat kesempatan untuk berbincang dengan siswi kelas 11 tersebut.

Tidak hanya sampai di situ, dia yang kini bekerja di sebuah kedai kopi di Bandung itu sempat mencoba kembali menemui Z.

Namun saat bertemu, Ravindra mengaku sikap Z berubah kepadanya menjadi tidak ramah lagi.

"Lalu dia posting (unggah) ada acara Korea gitu, saya juga samperin ke acara Korea itu. Di sana Z sudah berubah dan jadi jutek, enggak kayak pas di Braga," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, Z pun risih dengan Ravindra.

Lantas, Z memblokir media sosial Ravindra karena aksi menguntitnya tersebut.

Bahkan, kata pelaku, Z sempat melakukan pencemaran nama baik melalui unggahnya di sosial media milik Z.

Pada saat itu, Ravindra mengaku sakit hati.

Dia dan korban kemudian membuat perjanjian untuk tidak lagi mengunggah hal tersebut.

"Lewat Instagramnya, Z bilang saya mukanya jelek dan serem gitu. Perjanjiannya agar Z untuk membersihkan nama baik saya dan saya akan menghilang," ucap Ravindra.

Selain itu, dia semakin sakit hati setelah mengetahui bahwa korban ini telah memiliki kekasih baru.

Ia juga sempat ditolak cintanya oleh korban.

Kepada pihak kepolisian, Ravindra mengaku suka kepada Z sejak berada di bangku SMP.

"Saya suka sama Z, udah sempat menyatakan perasaan tapi ditolak," katanya.

2. Kronologi Kejadian

SMKN 1 Bandung.
SMKN 1 Bandung. (Tribun Jabar/Haryanto)

Pelaku melakukan aksi nekatnya di Jalan Wastukencana, tidak jauh dari sekolah korban, Selasa (10/9/2019) pukul 07.30 WIB.

Sesampainya di depan gerbang sekolah, sambil menangis, ZPD langsung meminta tolong ke satpam sekolah yang sedang berjaga.

Fakta tersebut dikatakan oleh Satpam SMKN 1 Bandung, Very Nurmansyah (39).

"Korban laporan ke saya bahwa 'Pak, minta tolong, Pak, saya takut, saya ditusuk sama yang pakai jaket putih'. Lalu saya langsung kejar yang pakai jaket putih itu," kata Very, dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar.

Ia menambahkan, korban lari bersama temannya ke arah sekolah sembari membawa hasil fotokopiannya.

Korban berlari sambil memegangi luka tusuk yang dideritanya.

Saat itu, korban meminta tolong kepada Very yang sedang berjaga di pos pengamanannya.

Mengetahui pelaku sudah lari menjauh, dia mengejar sambil berteriak meminta bantuan untuk mengadang pelaku.

Di arah depan, sekitar Masjid Al-Ukhuwah pelaku dihentikan oleh anggota Dishub Bandung, yang sedang berada di sekitar lokasi.

Dia menambahkan, pelaku berlari dan terlihat panik.

Larinya tidak karuan, seperti zig-zag.

"Pelaku lari zig-zag gitu, kayak yang mau nyebrang tapi enggak jadi karena mungkin takut ketabrak gitu ya," ucap dia.

Saat berlari, Very menyebut pelaku masih memegang pisau yang digunakan untuk mencederai siswi jurusan pemasaran itu.

Ketika mencoba ditangkap oleh beberapa orang, Ravindra Giantama sempat menghindar beberapa kali.

Bahkan saat didekap jaketnya dilepas agar bisa kabur dari sergapan.

"Dia baru melepaskan pisaunya saat dipukul kepalanya, karena kami juga takut ada perlawanan dari pelaku menggunakan pisaunya," ujar Very.

Setelah tidak bisa berkutik, Very bersama orang lain yang turut mengamankan pelaku melakukan penggeledahan.

Saat penggeledehan ditemukan pisau lain di saku celananya berjenis pisau cukur.

Setelah itu pelaku dilaporkan ke pihak kepolisian dan langsung digiring ke Mapolsek Sumur Bandung untuk ditindak secara hukum.

3. Sudah Direncanakan

Kapolsek Sumur Bandung, Kompol Ari Purwanto, mengatakan pelaku telah merencanakan aksi penusukan sebelumnya.

Pelaku melakukan observasi terlebih dahulu terhadap aktivitas korban.

Dilansir Tribun Jabar, pemantauan aktivitas korban dilakukan melalui media sosial Instagram, hingga akhirnya diketahui lokasi sekolahnya.

Ari menyebutkan, korban pun merasa risih atas tindakan Ravindra kepadanya.

"Sudah tiga kali membuntuti (korban), bahwa dia observasi dulu sebelum melakukan aksinya (penusukan) itu," kata Ari.

Aksi penusukan oleh tersangka diduga sudah direncanakan, sebab pisau dapur yang digunakan telah disiapkan.

Pisau yang digunakan untuk aksi nekatnya itu disembunyikan di saku jaket putih yang sedang dikenakan pelaku.

"Saat mengetahui adanya korban, tersangka mendekati dan langsung menusuk rusuk sebelah kanan (korban)," ujar Ari.

Barang bukti kasus penusukan siswi SMKN 1 Bandung sudah diamankan di Mapolsek Sumur Bandung, Jalan Kebon Sirih, Bandung pada Selasa (10/9/2019).
Barang bukti kasus penusukan siswi SMKN 1 Bandung sudah diamankan di Mapolsek Sumur Bandung, Jalan Kebon Sirih, Bandung pada Selasa (10/9/2019). (Tribun Jabar/Haryanto)

Sebagai barang bukti pada kasus tersebut, polisi mengamankan dua buah pisau.

Satu barang bukti yang diamankan berupa pisau cukur.

Selain itu, baju korban yang terdapat bercak darah pun turut diamankan sebagai barang bukti tindak pidana tersebut.

Akibat aksi nekatnya itu, Ravindra diancam dengan pasal 351 KUHP Jo pasal 80 no.17 UU Tahun 2016 dengan hukuman kurungan penjara di atas lima tahun.

"Terkena pasal perlindungan anak, karena korban masih dibawah umur ya," imbuh Ari.

4. Keterangan Orang Tua Korban

Kepanikan sempat melanda Ade T (50) dan Sri Eka (49), orangtua korban.

Sang Ayah turut menceritakan kronologi saat dirinya dan istri mengetahui bahwa anaknya ditusuk.

"Biasanya saya mendengar berita kejadian seperti ini, kali ini, anak saya sendiri yang menjadi korbannya. Alhamdulillah anak saya mengelak, sehingga organ vital seperti jantung dan paru-paru bisa terhindar dari benda tajam tersebut," kata Ade kepada Tribun Jabar di rumahnya di daerah Sukajadi, Kota Bandung, Selasa (10/9/2019).

Ade menambahkan, pagi hari sekitar pukul tujuh kurang, ia sudah mengantarkan putri ketiganya tersebut ke sekolah.

Sekitar pukul 09.00 WIB, ia dihubungi tetangganya yang merupakan pensiunan SMKN 1 Bandung.

Tetangganya tersebut, menyampaikan bahwa ZDP ditusuk oleh seorang pria.

Mendengar hal tersebut, ia langsung mengajak istrinya untuk ke sekolah putrinya tanpa memberitahu kondisi yang sesungguhnya.

Sang istri bertanya-tanya dan Ade memutuskan ia sendiri yang akan ke sekolah.

Ade mengatakan kepada istrinya bahwa anaknya kecelakaan, tersenggol.

"Saya tidak langsung beritahu istri, takut dia panik. Jadi saya langsung ke sekolah. Namun, di perjalanan, pikiran saya sudah jelek, namanya ditusuk, pikiran saya udah ke nyawa. Saya berusaha mengendalikan diri saya saat berkendara menuju sekolah," ujarnya.

Tiba di sekolah, pihak sekolah memberitahu bahwa ZDP ditusuk.

Ia langsung menuju ke rumah sakit.

Setiba di rumah sakit, Ade melihat ZDP terbaring.

Ade pun menangis, tetapi putrinya menjawab bahwa ia tidak apa-apa.

"Mungkin pelakunya psikopat, ya, suka berlebihan, banyak kasus seperti ini, terlalu cinta, ngefans. Anak saya ini tidak pernah menerimanya, selalu menolak, bahwa akunnya diganti nama dan akun pelaku di-blok," kata Ade.

Menurut Ade, anaknya pernah bercerita terkait ketidaknyamanannya karena sering dihubungi pelaku.

Namun, Ade beranggapan, itu hal yang biasa dialami anak muda.

Meskipun begitu, putrinya selalu menolak dan pelaku lebih agresif bertindak.

Ibu korban, Sri Eka, mengatakan belum mengetahui apa yang terjadi dengan anaknya hingga pukul 12.00 WIB.

"Saya belum tahu apa yang terjadi, yang ada tiba-tiba saya WA ZDP, ya, dia bilang, Ma hanya satu jahitan, kok. Saya bingung dan bertanya, ada apa, kenapa dijahit. Saat chat itu, posisi ZDP ada di polsek," kata Sri kepada Tribun Jabar.

Jika di pemberitaan yang ada sekarang, Sri mengatakan seolah-olah putrinya dekat dengan pelaku dan seperti pacaran.

Fakta yang dipaparkan sang ibu, bahwa putrinya merasa terganggu dan selalu menolak setiap ajakan pelaku untuk bertemu.

Ia berharap, semoga tidak ada lagi korban seperti yang dialami putrinya.

Sri juga berpesan agar semakin bijak dalam menggunakan media sosial.

"Lebih baik bergaul dengan teman sekolah saja, lebih jelas, kalau ada apa-apa, sesama orangtua bisa berkomunikasi, kalau via medsos, susah," kata Sri.

5. Keterangan Korban

Saat ditemui Tribun Jabar di rumahnya, korban masih terlihat syok.

Namun, dirinya sudah bisa diwawancara dan sesekali menjamah bagian yang tertusuk tersebut.

Beberapa informasi diperoleh langsung dari korban.

ZDP mengatakan, bahwa di pergaulannya, ia memilih teman.

Namun, dia tidak memilih secara fisik maupun ekonomi, melainkan sikap.

"Saya itu sering dibilang judes, yang seperti itu saya kurang suka, sudah menilai negatif padahal baru saja mengenal," kata korban, dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar.

(Tribunnews.com, Citra Agusta Putri Anastasia/Tribun Jabar, Daniel Andreand Damanik, Haryanto)
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas