Balita Tewas Setelah Makan Nasi Goreng dari Sekolah, Orangtua: Kami Sudah Ikhlas
Orang tua dari LSZ (3), bocah yang meninggal dunia karena diduga mengonsumsi nasi goreng pemberian kakaknya, mengikhlaskan
Editor: Sanusi
Pasalnya, nasi goreng yang diduga membuat sang balita tewas merupakan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) SDN 19 Tugu Utara.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah informasi mengenai kasus tersebut.
Kronologis
Orang tua korban menceritakan secara kronologis bagaimana korban mengonsumi nasi goreng, mengalami muntah-muntah, hingga akhirnya meninggal dunia.
Awalnya, pada Rabu siang, LSZ tengah berada di kediamannya di Jalan Lontar VIII, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.
Siang itu, kakak korban, ZAA (8), baru pulang sekolah dengan membawa sebungkus nasi goreng beserta telur mata sapi.
Sepulangnya dari sekolah, mereka berdua pun menyantap nasi goreng tersebut hingga habis.
Tiba-tiba, LSZ mengalami muntah-muntah tak lama setelah nasi goreng itu habis.
Ayah korban, Wahyu Irawan (31), mengaku panik melihat kondisi LSZ yang muntah-muntah pada siang itu.
Ia pun membawa anak keduanya itu ke puskesmas terdekat untuk diperiksa.
"Waktu pas anak saya kedua muntah-muntah itu siang ya. Posisi anak pertama masih normal. Sedikit pun nggak ada dirasa sama dia. Adek (LSZ) pada saat muntah pun masih biasa. Akhirnya saya lihat adek muntah-muntah ya sudah bawa ke puskesmas," beber Wahyu saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/9/2019).
Dari puskesmas, LSZ kembali dibawa pulang dan diberikan asupan obat. Namun, kondisinya memburuk.
Makanan dan minuman yang coba diberikan kepada LSZ dimuntahkannya seketika.
Orang tua korban memutuskan untuk membawa LSZ ke Rumah Sakit Tugu Koja.