5 FAKTA Ningsih Tinampi, Pengobat Alternatif dengan 1,3 Juta Subscriber, Intip Caranya Obati Pasien
Inilah sosok dan fakta Ningsih Tinampi, pengobat alternatif yang viral karena memiliki 1,3 juta subscriber. Intip caranya mengobati pasien.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Ningsih Tinampi memiliki alasan tersendiri kenapa ia rajin mengunggah video ke YouTube.
Tak lain hanya untuk menyimpan videonya supaya tidak hilang.
Ningsih Tinampi mengaku tidak ada tujuan promosi atau mengambil keuntungan dari akunnya itu.
“Masukkan ke YouTube itu gara-gara video takut hilang. Nggak niat apa-apa,” katanya.
Ningsih mengaku menggunakan YouTube sejak dirinya aktif melakukan pengobatan alternatif.
Tidak jarang video yang diunggahnya harus disensor supaya bagian tubuh yang terbuka tidak terlihat dalam video.
“Bahkan sering kali disensor. Orang-orang tidak pakai baju disensor,” katanya, dikutip dari Kompas.com.
3. Pengobatan alternatif Ningsih Tinampi jadi berkah warga sekitar
Selama ini, Ningsih Tinampi melayani pengobatan alternatif di kediamannya yang berlokasi di Dusun Lebaksari RT 6 RW 13, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Sepanjang perjalanan menuju rumah Ningsih Tinampi (dari jalan raya hingga ke rumah) terdapat warga sekitar yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan membuka warung makan.
Pasalnya, pengobatan Ningsih Tinampi tak selesai hanya satu atau dua jam.
Selain warung makan, warga juga membuka toilet umum yang banyak digunakan oleh pasien.
Bahkan ada pula homestay di sekitar kediaman Ningsih Tinampi, demikian dikutip Tribunnews.com dari Surya.co.id.
Homestay dipakai oleh pasien yang datang dari luar kota dan tidak memiliki sanak saudara atau kerabat di Pasuruan.
Sementara, mereka harus menunggu jadwal pengobatan yang telah ditetapkan Ningsih Tinampi.
Seorang pasien dari Papua, misalnya yang mengaku telah mendaftar selama satu bulan lalu.
Akhirnya ia dipanggil ke rumah Ningsih Tinampi dan melakukan pengobatan pada Selasa hari ini.
Bagi pasien Ningsih Tinampi yang tidak berdomisili di Pasuruan, mereka memilih menunggu antrean sambil menginap di homestay yang berada di sekitar lokasi.
Selain itu, Ningsih Tinampi juga menyediakan beberapa menu makanan yang bisa diambil secara gratis.
Makanan memang sengaja disediakan Ningsih Tinampi untuk pasien dan keluarganya.
Seorang penjaga makanan, Aminah menyebutkan, setiap hari, ia bersama rekan-rekan yang lain menyiapkan 25 hingga 30 kilogram beras untuk dimasak dan dihidangkan ke pasien serta keluarganya.
Aminah juga mengaku, satu lauk yang tak boleh absen adalah ayam.
Berikut gambaran situasi dan kondisi lokasi pengobatan alternatif Ningsih Tinampi dari Surya.co.id;
4. Cara Ningsih Tinampi obati pasien
Saat diwawancara, Ningsih Tinampi ternyata tengah menangani pasien yang tengah mengalami gangguan spiritual alias kesurupan.
Pasien wanita itu tergeletak di pelataran rumah warga, sambil ditemani keluarganya.
Wanita itu juga tampak mengerang dan berkata pada keluarga yang ada di sekelilingnya untuk melepaskan dirinya.
"Kowe iku raiso, meneng ae. Sing isok menengno aku mung Ningsih. Liyane podo raiso kabeh (Kamu itu nggak bisa, diam saja. Yang bisa menenangkan aku hanya Ningsih. Semuanya nggak akan bisa)," ucap wanita yang tampak tak sadarkan diri itu.
Inilah cara Ningsih Tinampi obati pasiennya:
5. Pasien rela menunggu hingga berbulan-bulan
Ningsih Tinampi memang jadi sosok pengobat alternatif yang banyak dicari, beberapa waktu belakangan ini.
Tak heran, bila pasiennya tak melulu datang dari Pasuruan.
Saking banyaknya, sebagian dari mereka ada yang menunggu antrean hingga lima bulan.
Ada juga yang cepat tergantung dengan darurat penyakit yang diderita pasien.
Komarudin (50), pasien asal Salatiga, Jawa Tengah mengku diminta anaknya untuk berobat ke Ningsih.
Anaknya disebut sedang berada di Hong Kong dan mengetahui adanya pengobatan alternatif itu dari YouTube.
“Yang ngasih tahu anak saya yang kerja di Hong Kong. Informasinya sampai di Hong Kong. Saya dibilangin suruh berobat ke sini,” katanya.
Komarudin mengaku menderita sakit asam urat dan baru pertama kali datang.
Ia pun masih menunggu nomor antrean.
“Sudah masukan nomor antrean. Tinggal nunggu. Nanti setelah dapat nomor antrean pulang. Soalnya masih nunggu. Tidak langsung diobati,” katanya.
Rochim, warga asal Jember juga mengetahui pengobatan alternatif dari YouTube.
Dia sedang mengantarkan mertuanya yang menderita sakit punggung.
“Lihat-lihat di YouTube,” katanya.
Didik, asal Tasikmalaya, Jawa Barat juga mengaku mengetahui Ningsih Tinampi dari YouTube.
Dia datang untuk menemani kakaknya untuk berobat.
Sebelumnya, dia sudah datang ke Pandaan untuk mengambil nomor antrean.
"Saya sampai tadi pagi. Jadwal antreannya besok,” katanya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Surya.co.id/Akira Tandika Paramitaningtyas) (Kompas.com/Andi Hartik)