Bayi 3 Tahun Langsung Menangis saat Ayahnya Diperiksa Polisi Terkait Pemukulan oleh Pekerja TPL
Roganda menjelaskan saat polisi penyidik Polres Simalungun, bertanya mengenai kejadian penganiayaan, Mario AMbarita tampak lamgsung menangis ketakutan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AKP Muhammad Agustiawan saat dihubungi via seluler langsung merespon cepat laporan PT TPL.
Katanya segera menindaklanjuti perbuatan pengeroyokan yang diduga dilakukan masyarakat yang mengakibatkan karyawan PT TPL luka-luka.
Baca: Kabar Terbaru soal Bencana Kabut Asap, 6.025 Warga Terserang ISPA hingga Balita Diungsikan
Sementara, laporan masyarakat terkait pemukulan balita, AKP Muhammad Agustiawan menanyakan laporan itu ke mana.
"Soal balita itu sampai sekarang saya belum terima dari masyarakat. Lapor ke mana? Baru ya? Yaudah nanti kalau ada laporan kita tindak lanjuti. Pasti kita jadi atensi dan kita ungkap," katanya. (tribun-medan.com/tmy)
Kronologi penganiayaan
Penetua Lamtoras, Judin Ambarita menceritakan kejadian bermula saat Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas (Lamtoras), semampu daya merebut kembali lahan mereka yang selama ini dirampas PT TPL.
Mereka mendatangi lokasi dan bercocok tanam jagung di areal yang baru panen kayu eukalyptus itu.
Melihat hal itu, pihak Humas dan sekuriti perusahaan PT TPL mendatangi warga.
Kehadiran pihak PT TPL pada pukul 11.30 WIB dikomando Humas Sektor Aek Nauli, Bahara Sibuea.
Tiba di lokasi, Bahara langsung melarang warga yang menanam jagung.
Bahara Sibuea kemudian bertindak kasar, merampas alat kerja berupa cangkul.
Setelah perampasan alat kerja, berlanjut juga melakukan pemukulan terhadap warga, dan mengenai Mario Ambarita, ayahnya, dan beberapa masyarakat adat Lamtoras Sihaporas.
Pada Pukul 11.34 WIB kondisi semakin memanas.
Melihat Mario Ambarita yang masih usia tiga tahun terkulai lemas di pelukan bapaknya, kaum ibu masyarakat adat Lamtoras histeris.