Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi dengan Mata Berdebu Ditemukan di Lahan Kosong, Warga Antre Ingin Memilikinya

"Telah ditelusuri, saksi melihat dan menemukan bayi tersebut tergeletak di tanah lahan kosong," ujar Kanit Reskrim Polsek Jambi Selatan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bayi dengan Mata Berdebu Ditemukan di Lahan Kosong, Warga Antre Ingin Memilikinya
Tribunnews.com
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Bayi yang matanya berdebu itu masih meninggalkan misteri, dari mana asalnya.

Tapi orang-orang mulai antre hendak memilikinya.

Sayup-sayup terdengar tangis si bayi di sebuah lahan kosong di Paal Merah, Kota Jambi.

Si bayi menangis pada Selasa (17/9/2019).

Jam menunjukkan pukul 06.00 waktu setempat.

Jaelani yang baru bangun menyongsong hari itu tersentak.

Suara tangis si bayi lamat-lamat terdengar keras.

Berita Rekomendasi

Ia semakin penasaran dan mencari sumber suara tersebut.

Baca: Kronologi Seorang Ibu Kandung di NTT Bunuh Dua Anak Kembarnya

Dia heran. Hari sebelumnya tak pernah ia mendengar tangis bayi tapi tidak pada Selasa pagi.

Mulanya Jaelani sangsi dengan tangisan itu.

Jaelani pun mencoba memusatkan pendengarannya pada suara tangisan itu.

Kemudian Jaelani yang penasaran dan curiga memutuskan ke luar rumah.

Dia mencoba menyusuri asal suara tangisan bayi tersebut.

Setelah berjalan beberapa lama, langkahnya terhenti di sebuah lahan kosong.

Jaelani kaget.

Suara tangis bayi yang didengarnya itu benar-benar mewujud seorang bayi mungil dan montok.

"Telah ditelusuri, saksi melihat dan menemukan bayi tersebut tergeletak di tanah lahan kosong," ujar Kanit Reskrim Polsek Jambi Selatan, Ipda Wan Muhammad, Selasa (17/9/2019).

"Di dekat rumah saksi yang berjarak sekitar kurang lebih 100 meter," ia menambahkan.

Jaelani menemukan sosok bayi berjenis kelamin laki-laki tergeletak di tanah di sebuah lahan kosong itu.

"Bayi tersebut berjenis kelamin laki laki, berat badan 5.5 kilogram dan memiliki kulit putih," kata Wan Muhammad.

Spontan, Jaelani mengambil dan menggendong bayi tersebut, kemudian membawanya ke rumah.

Setelah itu Jaelani melaporkan telah menemukan bayi kepada ketua RT 36 dan menghubungi Polsek Jambi Selatan.

Dibawa ke rumah sakit

Anggota Polsek Jambi Selatan membawa bayi tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkari untuk mendapatkan perawatan.

"Mudah mudahan bayi tersebut sehat, dan kita akan dalami siapa orang tua bayi ini," tutupnya.

Foto bayi yang ditemukan di lahan kosong itu beredar di media sosial di Jambi.

Informasi yang dihimpun Tribunjambi.com, sampai saat ini keberadaan orang tua bayi itu belum diketahui.

Puluhan Orang Antre untuk Memiliki

Sejak penemuan bayi misterus itu, puluhan orang mengantre untuk mendapatkan hak mengadopsinya.

Setidaknya sudah 20 orang yang mengajukan diri untuk mengadopsi si bayi.

Saat ditemukan, Kota Jambi dikepung kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Saat ini kondisi bayi tersebut sehat dan masih di bawah pengawasan Polsek Jambi Selatan.

"Untuk saat ini bayi tersebut bersama saya. Kita masih melakukan penyelidikan atas kasus ini," jelas Kapolsek Jambi Selatan, AKP Roslinda, Rabu (18/9/2019).

AKP Roslinda membenarkan mata si bayi saat ditemukan warga dan diamankan Polsek Jambi Selatan berdebu.

"Karena kemarin mata bayi tersebut banyak debu. Sekarang allhamdulillah kondisi bayi sudah baik dan sehat," jelasnya.

Bayi Diminumkan Kopi

Lain lagi kisah seorang balita di Sulawesi Barat.

Anita, ibu kandung Hadijah Haura, tega memberikan anaknya kopi setiap hari karena tak mampu membeli susu.

Pemberian kopi dalam dot itu dilakukan Anita sejak Hadijah Haura berusia 6 bulan.

Kini, usia anak pertama pasangan Anita dan Sarifuddin itu sudah menginjak 14 bulan.

Bayi yang berasal dari Desa Tonro Lima, Polewali Mandar, Sulawesi Barat itu dalam sehari bisa mengonsumsi lima gelas kopi atau setara dengan 1,5 L.

Anita dan Sarifuddin mengaku tak mampu membeli susu untuk anaknya karena terbatas biaya.

Mereka sehari-harinya bekerja sebagai buruh kupas kopra dengan gaji Rp 20 ribu per hari.

Saat bekerja berdua, mereka akan mengantongi uang maksimal Rp 40 ribu yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Namun saat kopra kosong, mereka berdua akan menganggur sambil menunggu bahan baku.

Jika musim panen tiba, sang suami, Sarifuddin akan beralin profesi menjadi buruh angkut padi karena upahnya lebih besar.

Pendapatan yang didapatnya itu tak mampu membeli susu.

"Ya mau diapalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu. Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi. Bahkan ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur," ucap Anita saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (14/9/2019), dikutip dari Kompas.com.

Bayi 14 Bulan Habiskan 5 Gelas Kopi atau Setara 1,5 liter per hari (Kompas.com/Junaedi)
Bayi 14 Bulan Habiskan 5 Gelas Kopi atau Setara 1,5 liter per hari (Kompas.com/Junaedi) ()

Namun kondisi ekonomi keluarga naita dan Sarifuddin diungkap oleh Sarifuddin Kepala Dusun Bulung, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Sarifuddin membantah warganya miskin sehingga tak mampu membeli susu.

Menurut kepala desa, orangtua Hadijah Haura itu juga tinggal bersama nenek Hadijah.

Rumah yang ditinggali mereka juga termasuk layak.

Nenek dari Hadijah bukan termasuk golongan warga miskin.

"Tidak miskin ini. Kalau pekerjaan saya akui hanya buruh kupas kopra," katanya kepada Kompas.com, Senin (16/9/2019) sore.

Tingkah Hadijah

Hadijah Haura kerap membuat kedua orangtuanya tak bisa tidur lantaran balita ini aktif bermain sendiri.

Anita menjelaskan setiap ingin tidur, putrinya itu selalu merengek untuk dibuatkan kopi terlebih dahulu.

Jika tak diberikan kopi, maka balita 14 bulan itu tak akan bisa tidur.

"Ia tak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur," ucap Anita.

Meski mengonsumsi kopi, pertumbuhan fisik bayi itu seperti anak normal lainnya.

Hadijah tergolong anak yang super aktif.

Waspada Bahaya Minum Kopi Bagi Bayi

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman mengatakan, pihaknya telah mengunjungi anak tersebut dan memberi bantuan berupa biskuit dan susu.

Dinkes juga telah memberikan pemahaman kepada orangtua anak tersebut agar tidak lagi memberi kopi.

"Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula," jelasnya.

Sementara itu dikutip dari id.theasianparent.com, kebiasaan mengonsumsi kopi khususnya untuk bayi harus diwaspadai.

Kafein yang terkadndung dalam kopi berisiko menimbulkan efek samping di masanya mendatang.

Anak yang minum kopi atau minuman berkafein sejak usia dua tahun saja sudah rentan mengalami obesitas dan depresi.

Tingkah Aneh, Balita Minum Kopi Tubruk 1,5 Liter per Hari, Awalnya Karena Tak Mampu Beli Susu (Kompas.com/Junaedi / www.sheknows.com)
Tingkah Aneh, Balita Minum Kopi Tubruk 1,5 Liter per Hari, Awalnya Karena Tak Mampu Beli Susu (Kompas.com/Junaedi / www.sheknows.com) ()

Anak kecanduan makanan manis dan berisiko membuat berat badan meningkat.

Selain itu faktor kebiasaan juga akan mempengaruhi kualitas tidur.

Baca: Mantan Petugas Medis Rudapaksa Gadis 24 Tahun dengan Cara Suntikkan Obat Bius

Baca: Gara-gara 2 Kaleng Soda Sehari, Pria Ini Sekarat Karena Bisul di Punggung, Tulangnya Hampir Terlihat

Berikut beberapa dampak negatif mengonsumsi kopi bagi bayi dan balita di antaranya, sulit tidur, kerusakan gigi, nafsu makan menurun, kerusakan tulang, membuat anak hiperaktif.

Bayi atau balita masih membutuhkan nutrisi esensial untuk perkembangannya.

Seperti vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan serat.

Sementara kopi tidak menalurrkan cukup vitamuin dan mineral secara esensial. (Tribun Jambi/Tribun Jabar)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bayi Misterius Matanya Berdebu Kagetkan Jaelani, Puluhan Warga Jambi Antre Memilikinya, https://jakarta.tribunnews.com/2019/09/18/bayi-misterius-matanya-berdebu-kagetkan-jaelani-orang-orang-jambi-antre-memilikinya?page=all

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas