Sepekan Terakhir Lima Janin Meninggal dalam Perut Ibu di Pelalawan
Belum bisa dipastikan apakah ini dipicu munculnya kabut asap dan untuk kepastiannya pemicunya harus diperiksa lebih spesifik
Editor: Eko Sutriyanto
Jika tidak mungkin menghindar, diminta untuk tidak keluar rumah menghindari kontak langsung dengan udara yang bercampur jerebu. Minimal mengurangi aktivitas di luar rumah secar drastis.
"Sebenarnya solusi satu-satunya ya mengungsi ke daerah yang tidak terpapar asap, seperti padang. Beberapa pasien saya sudah mengungsi kesana menghindari asap," beber Asterly.
Menuru dia tidak ada makanan atau minuman yang khusus menghindari bahaya asap, termasuk pemberian obat-obatan.
Sebab walau bagaimanapun udara yang bercampur dengan asap tetap terhirup meski berada di dalam rumah.
Dalam satu pekan ini, kata Asterly, ada lima pasiennya yang kehilangan janin di dalam kandungan.
Jabang bayi yang usianya beragam meninggal sebelum dilahirkan.
Namun dia tidak bisa memastikan meninggalnya janin itu disebabkan oleh kabut asap.
Bahkan tidak ingin dihubungkan dengan kondisi kabut asap karena harus dibuktikan oleh ahli atau dokter lain yang lebih spesifik.
"Hanya saja angka kematian janin meningkat tepat saat kabut asap sekarang ini. Dalam minggu ini sudah ada lima pasien. Tapi saya tak mengatakan karena kabut asap," tegasnya lagi.
Ada beberapa penyakit dan kondisi yang bisa mengakibatkan janin seorang wanita meninggal. Yakni penyekit kecing manis, darah tinggi, kelebihan bulan, dan lain-lain.
Tapi ia kembali menyarankan kepada par ibu hamil segera mengungsi ke daerah yang udaranya lebih bersih. (Tribunpelalawan.com/Johannes Wowor Tanjung)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Dokter Kandungan Sarankan Ibu Hamil Mengungsi, Penderita ISPA Pelalawan Riau Capai 1.200 September