Tertimpa Longsoran Tanah, Dua Orang Tukang Kosek Tewas Mengenaskan dan Akibatkan Truk Ringsek
Panjang tebing yang ambruk diperkirakan 10 meteran, menghantam truk yang berada di bawah dan kedua korban sempat meloncat dari truk
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Bali Saiful Rohim
TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Dua orang tukang kosek Ni Wayan Gumbreg (30) dan I Nyoman Dadi (40) tewas saat bekerja.
Peristiwa ini terjadi di Galian C Banjar Dinas Geliang, Desa Pempatan, Rendang, Karangasem, Selasa (17/9) siang.
Peristiwa berawal saat meratakan pasir di atas truk, tiba-tiba tebing setinggi hampir 20 meter ambruk dan menghantam truk.
Gumbreg dan Dadi pun meninggal tertimbun longsor sedang mobil truk remuk hingga tak berbentuk.
Korban Wayan Gumbreg berasal dari Banjar Kunyit, Desa Besakih, sedang korban Nyoman Dadi dari Banjar Kladian, Pempatan.
Seorang warga yang menjadi saksi mata menyebutkan, ada beberapa orang di lokasi saat kejadian.
“Adapun kedua korban yang meninggal berada di atas truk mengosek pasir.
Baca: Kurangi Resiko Longsor, Dinas Pertanian Banjarnegara Kembangkan Tanaman Kopi di 6 Kecamatan
Sedangkan sopir dan warga lain berada jauh dari tebing. Jarak antara truk dengan tebing sekitar 10-15 meteran.
Saat kedua korban meratakan pasir di atas truk, tiba-tiba tebingnya ambruk,” ujar warga yang namanya tak mau ditulis tersebut, saat ditemui di tempat kejadian perkara.
Tidak ada tanda apapun sebelum kejadian.
Panjang tebing yang ambruk diperkirakan 10 meteran, menghantam truk yang berada di bawah.
Kedua korban sempat meloncat dari truk, tapi tidak selamat.
Dalam hitungan detik material bebatuan longsor menerjang korban serta kendaraan.
Kendaraan truk berwarna kuning yang dihantam material ringsek.
Mesin truk hancur jadi beberapa keping, sedangkan dua korban terkubur material.
Warga dibantu petugas kepolisian melakukan pencarian dengan alat berat.
Proses pencarian sekitar satu jam lebih.
Korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Baca: Media Sosial Jadi Pemicu Hampir 50 Persen Kasus Cerai di Karangasem
Sebagian tubuh mengalami luka parah, baik dalam maupun luar.
Diduga kaki dan tangannya patah.
Wajahnya tertutupi tanah.
Jenazah korban sempat dibaringkan di lokasi kejadian sembari menunggu ambulans dari Puskesmas Kecamatan Rendang.
Seorang warga Pempatan, Nengah Arta, mengatakan warga yang bekerja mengosek biasanya istirahat di bawah tebing.
Untungnya, saat longsor tak ada masyarakat yang berada di bawah tebing.
Sebagian buruh pengosek juga meliburkan diri kemarin lantaran sembahyang di Pura Besakih.
"Kalau seandainya banyak yang bekerja, mungkin ceritanya berbeda. Warga yang bekerja di sini ada puluhan orang. Rata-rata yang sudah berkeluarga.
Ini memang sudah takdir, tidak bisa dihindari," ungkap Arta.
Kapolsek Rendang, AKP Made Sudartawan, menyatakan kejadian longsor ini murni bencana alam.
Kemarin, kedua korban sudah dibawa langsung ke Setra Desa Adat Besakih.
“Sesuai tradisi di Desa Adat Besakih, korban yang meninggal lantaran bencana harus dibawa langsung ke setra.
Tidak boleh dibawa ke rumah," jelas Sudartawan.
Tak Enak Badan
Sementara itu, suasana duka sangat terasa di lokasi longsor.
Isak tangis terdengar dari kedua keluarga korban bahkan seorang anak korban beberapa kali berteriak histeris sembari memeluk jenazah ibunya.
Komang Bagia, keluarga Wayan Gumbreg mengatakan, sebelum kejadian bibinya mengaku tidak enak badan sejak tiga hari lalu.
Tapi, wanita satu anak ini tetap memaksakan diri bekerja dengan berjalan kaki ke lokasi.
Hampir semua keluarga sempat menyarankan Wayan Gumbreg istirahat hingga kondisinya kembali membaik.
Tapi korban memengkung (nekad), dan tetap bekerja untuk penuhi kebutuhan anaknya yang masih berusia sekitar 9 tahun.
Wayan Gumbreg dan Nyoman Dadi sudah lama bekerja sebagai buruh pengosek.
Mereka bekerja untuk penuhi kebutuhan tiap hari keluarga.
Wayan Gumbreg yang baru cerai sebulan berjuang seorang diri demi sang anak.
Kini sang anak pun berstatus yatim piatu.
Sedangkan Nyoman Dadi maburuh untuk kebutuhan istri dan anaknya.
Untuk diketahui, upah dari menjadi buruh pengosek yakni sekitar Rp 15 ribu sampai 20 ribu per truk.
Biasanya satu truk terdapat dua orang pengosek.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Anak Korban Tertimbun Longsor di Karangasem Menangis & Peluk Jenazah Ibunya, Ini Firasat Terakhirnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.