Misbakhun Dorong Lulusan Perguruan Tinggi Berkarya Lewat Starup
Yang dituntut saat ini adalah kelincahan dan kemampuan membaca kebutuhan pasar.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,BANJARMASIN - Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengingatkan para lulusan perguruan tinggi benar-benar melek Revolusi Industri 4.0.
Legislator Partai Golkar itu menuturkan, banyak tantangan sekaligus peluang di era perubahan besar yang berbasis pada kemajuan teknologi informasi itu.
Baca: 10 Tempat Wisata Dekat Jakarta untuk Liburan Akhir Pekan, Udaranya Sejuk dan View Menyegarkan Mata
Misbakhun menyatakan hal itu saat menyampaikan orasi ilmiah di depan wisudawan dan wisudawati pada Sidang Senat Terbuka Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (21/9/2019).
“Revolusi Industri 4.0 memengaruhi cara industri beroperasi dan cara melayani konsumen. Situasi ini memaksa pelaku usaha untuk menyesuaikan diri,” ujarnya.
Mantan pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Keuangan itu menjelaskan, besarnya perusahaan bukan lagi ukuran keberhasilan.
Yang dituntut saat ini adalah kelincahan dan kemampuan membaca kebutuhan pasar.
Baca: Pukau Warga London, Ayu Azhari Menari Burung Enggang dan Bawa Gado-gado dengan Rasa Seksi
Dalam orasi ilmiah bertitel “Kesiapan Daya Saing dan Jiwa Entrepeneur SDM Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0” itu Misbakhun mencontohkan Grab dan Go-Jek yang menjadi ancaman bagi pemain-pemain besar industri transportasi.
Contoh lainnya adalah Airbnb yang menggerus kampiun perhotelan.
Baca: Pasar Milenial Jatim Tertarik Konsep Resor Grand Sagara
“Grab dan Go-Jek justru tidak memiliki satu pun armada transportasi. Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama industri perhotelan dan tidak memiliki satu pun hotel,” tuturnya.
Legislator yang dikenal getol mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo itu memaparkan, inti Revolusi Industri 4.0 adalah makin kuatnya peran internet yang memudahkan komunikasi antarmanusia, manusia dengan mesin, bahkan mesin dengan mesin.
Karena itu, katanya, peran manusia lebih pada fungsi controling. “Untuk memastikan mesin berinteraksi sesuai yang diharapkan,” katanya.
Misbakhun mengatakan, hal menonjol di era Revolusi Industri 4.0 adalah disrupsi. Kini, nama-nama besar di berbagai sektor industri menghadapi disrupsi.
Misbakhun menjelaskan, nama-nama besar di industri kalah bersaing bukan karena melakukan kesalahan. Sebagai contoh Nokia yang produknya pernah merajai pasar, namun kini tergusur dan kalah bersaing.
Menurutnya, Nokia kalah bersaing bukan karena kurang kreatif ataupun tak berinovasi.