Kerusuhan di Wamena Papua: 16 Jiwa Melayang, Ribuan Warga Mengungsi hingga Akses Internet Dibatasi
Kerusuhan di Wamena, Papua tak hanya menyebabkan beberapa fasum rusak, namun juga menimbulkan 16 korban jiwa melayang dan ribuan warga mengungsi.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
Permintaan dari Kemkominfo tersebut langsung ditanggapai pihak operator seluler.
VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin mengatakan, bahwa kantor layanan Telkom Group di kota Wamena tidak beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada pelanggan agar dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188 untuk informasi lanjutan.
Sementara itu, operator seluler Indosat Ooredoo juga membatasi akses internet, namun untuk penggunaan telepon dan SMS masih berfungsi.
Baca: Terkini Ricuh Wamena: Diduga Dipicu Hoaks, 16 Orang Tewas Hingga Dinyatakan Kondusif
Baca: Aparat Jaga Sejumlah Obyek Vital di Wamena, Situasi Mulai Kondusif
Objek Vital Dijaga 24 Jam
Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, saat ini petugas tengah berjaga mengamankan objek vital di Wamena.
"Aparat stand by 24 jam, semua objek vital kita amankan. Secara umum untuk di kota kondusif. Namun, kita antisipasi ada aksi susulan," kata Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto, saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Namun, Candra belum bisa menjelaskan secara rinci penyebab korban tewas.
Selain menewaskan belasan warga, kerusuhan juga menyebabkan sejumlah bangunan dan fasilitas umum rusak.
Saat ini, ia memastikan bahwa situasi mulai kondusif.
Polisi Dalami Kasus
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, kerusuhan di Papua diakibatkan adanya hoaks.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengungkapkan penyebab kerusuhan dari aksi demonstrasi ini awalnya dipicu oleh kabar hoaks soal ujaran rasial dari seorang guru kepada muridnya di sebuah SMA
Pihak kepolisian telah melakukan penelusuran terkait ujaran rasial yang dilakukan oleh guru tersebut, dan didapatkan kenyataan kabar ujaran rasial tersebut dipastikan hoaks.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karropenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, ada isu sensitif yang coba dikembangakan di papua.