Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kesaksian Pengungsi yang Ditolong Warga Asli Wamena Saat Kerusuhan

Para pengungsi yang keluar dari Wamena ini banyak memberikan kesaksian atas kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/9/2019).

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
zoom-in Kesaksian Pengungsi yang Ditolong Warga Asli Wamena Saat Kerusuhan
ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) memfasilitasi keinginan para pengungsi dengan memberangkatkan pengungsi ke Provinsi Sumatera Barat, Kamis (3/10/2019), untuk melepas rindu dengan kerabat di kampung halaman. 

Kesaksian Pengungsi : Warga Asli Wamena Banyak Menolong Pengungsi Saat Rusuh

TRIBUNNEWS.COM - Pascakerusuhan di Wamena pada Senin (23/9/2019) ribuan warga pendatang memilih untuk kembali ke kampung halamannya.

Meski kondisi kini telah berangsung pulih, namun gelombang keluarnya warga pendatang hingga kini masih terus terjadi.

Mereka yang keluar dari Wamena mengatakan masih trauma pasca kerusuhan yang menyebabkan lebih dari 30 kehilangan nyawa.

Para pengungsi yang keluar dari Wamena ini banyak memberikan kesaksian atas kerusuhan yang terjadi.

Dilansir dari TribunJakarta, Jefri Tanjung (60), perantau asal Sumatera Barat yang sudah 19 tahun berada di Wamena, mengatakan perusuh membawa panah, bom molotov, ketapel hingga batu dalam melancarkan aksinya.

Penyerangan yang begitu cepat membuat Ia dan keluarganya tak sempat untuk menyelamatkan harta benda.

Baca: Tiga Pengungsi Akibat Kerusuhan di Wamena Sudah Kembali ke Karanganyar

Berita Rekomendasi

Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang ini, bersama keluarganya hanya bermodal pakaian yang melekat di badan bergegas mengungsi ke gereja terdekat sebelum akhirnya dievakuasi aparat TNI-Polri ke tempat lebih aman.

"Pendeta itu melarang mereka (perusuh) masuk ke Gereja, makannya kami semua selamat. Ada ratusan orang yang mengungsi ke Gereja, perantau dari Madura termasuk," tuturnya.

Jerfi mengatakan, kelompok perusuh yang menyerang bukanlah warga asli Wamena yang selama ini Ia kenal.

"Bukan warga yang kita kenal. Mereka (perusuh) turun dari lembah bawa senjata. Bawa panah, molotov, ketapel, paling banyak bawa batu. Langsung menyerbu, mendadak," ungkapnya.

Sementara itu, Anton (33) perantau asal Minang lainnya juga mengatakan bahwa warga asli Wamena yang Ia kenal juga turut menjadi korban.

Ia mengatakan, perusuh membakar rumah serta bangunan tanpa pandang bulu hingga menyebabkan wara berlarian mencari pengungsian.

Warung kelontong yang Ia miliki juga turut habis terbakar akibat beringasnya massa.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas