Pelaku Rudapaksa Siswi SMP Mengelabuhi Ayah Korban dengan Mengaku Tukang Ojek, Begini Kisahnya
Pelaku rudapaksa siswi SMP berinisial ES punya akal-akalan untuk menipu ayah dari korban.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Pelaku rudapaksa siswi SMP berinisial ES punya akal-akalan untuk menipu ayah dari korban.
Awalnya, korban dirudapaksa di rumah kosong, Garut.
ES dirudapaksa secara bergiliran oleh empat orang.
Setelah dirudapaksa, ES diantar pulang menggunakan motor oleh UJ dan IL.
Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan UJ dan IL berniat memulangkan korban ke Kecamatan Pameungpeuk.
Namun, di tengah jalan terjadi hal di luar dugaan.
Baca: Setelah Dicekoki Miras, Siswi SMP di Garut Diperkosa 6 Pria, Satu dari Pelaku Usia 44 Tahun
UJ dan IL justru bertemu ayah korban.
Mereka berbohong kepada ayah korban dan mengaku sebagai tukang ojek.
"Kedua pelaku mengaku sebagai ojek dan menyerahkan korban di jalan kepada ayahnya," ucapnya, Kamis (3/10/2019).
Namun, ayah korban tak tertipu.
Ia merasa ada hal janggal dari gelagat kedua orang tersebut.
Karena mencurigakan, orangtua korban langsung melapor ke Polsek Pameungpek.
Sebelum diperkosa, ES dijemput oleh SJ dan A.
Baca: P2TP2A Garut Beri Pendampingan Psikologi pada Korban Rudapaksa Siswi SMP di Cisompet
SJ dan A adalah teman sekolah ES.
Mereka pergi ke rumah kosong untuk kumpul sambil minum-minuman keras.
Di rumah tersebut sebenarnya ada enam orang.
Empat merupakan pelaku rudapaksa.
Lalu, ada dua orang lainnya yang merupakan anak perempuan berinisial SJ dan A.
Namun, SJ dan A tidak menjadi korban rudapaksa.
"Jadi anak perempuannya ada tiga saat itu. Tapi yang jadi korban hanya satu. Intinya anak di bawah umur, tiga laki dan tiga perempuan, ada yang minum dan tidak," katanya.
Di rumah kosong itu, korban dicekoki minuman keras.
Ketika korban sudah mabuk, empat orang menyetubuhi korban secara bergiliran.
"Aksi persetubuhan dilakukan pelaku terhadap siswi SMP berinisial ES terjadi pada Senin (30/9/2019) sekitar pukul 20.00," kata Maradona.
Pelaku rudapaksa itu merupakan warga Cisompet, Garut.
Kini, kasus rudapakasa ES dilimpahkan ke Polres Garut.
Empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah UJ, IL, MU, dan BA.Tersangka BA merupakan pelaku yang masih di bawah umur.
"Kemarin ada enam orang. Tiga orang dewasa jadi tersangka semua. Untuk anak di bawah umur hanya BA saja. Yang dua enggak ikut menyetubuhi. Tapi ada di lokasi," ucap Maradona, Kamis (3/10/2019).
Hasil visum korban belum diterima.
Namun, berdasarkan keterangan saksi dan pelaku, mereka mengakui telah melakukan rudapaksa.
Menurut keterangan korban, ia dipaksa untuk menenggak minuman keras.
Namun para pelaku membantah telah memaksa korban untuk minum.
"Itu direncanakan. TKP kan rumah kosong. Kalau ada tiga dewasa dan anak di bawah umur itu kan tidak mungkin tanpa janjian," ujarnya.
Saat ini korban telah dipulangkan ke rumah orang tuanya setelah diperiksa. Pihaknya juga meminta keterangan empat saksi.
"Empat saksi itu dua pria dan perempuan yang masih di bawah umur. Untuk empat tersangka sudah ditahan," ujarnya.
Terkait pendampingan kepada korban, Maradona menyebut belum dilakukan. Pihak P2TP2A biasanya membiarkan dulu proses pemeriksaan berjalan.
"Setelah selesai baru dilakukan penanganan. Mulai dari trauma healing dan lainnya," katanya.
Saat diperkosa, lanjutnya, korban sudah mabuk berat sehingga tak bisa melawan.
Para pelaku diancama pasal 76 D junto pasal 81 dan atau pasal 76 E junto pasal 82 Undang-undang nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Akal-akalan Pelaku Rudapaksa Siswi SMP Secara Bergilir, Mengaku Tukang Ojek, Ayah Korban Tak Tertipu, https://jabar.tribunnews.com/2019/10/03/akal-akalan-pelaku-rudapaksa-siswi-smp-secara-bergilir-mengaku-tukang-ojek-ayah-korban-tak-tertipu?page=all.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.