Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengungsi dari Wamena, Warga NTB Mengaku Trauma dan Enggan Kembali demi Selamatkan Barang

Sebanyak delapan orang yang dipulangkan pihak provinsi NTB akibat kerusuhan yang terjadi Wamena menyisakan sejumlah cerita warga pendatang.

Editor: Asytari Fauziah
zoom-in Mengungsi dari Wamena, Warga NTB Mengaku Trauma dan Enggan Kembali demi Selamatkan Barang
Humas Pemprov Sumbar
Nasrul Abit saat berada di posko pengungsian yang berlokasi di Kodim 1702 Jayawijaya di Wamena, Papua. 

TRIBUNNEWS.COM Sebanyak delapan orang yang dipulangkan pihak provinsi NTB akibat kerusuhan yang terjadi Wamena menyisakan sejumlah cerita warga pendatang.

Salah satunya Aswadi warga Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah yang dipulangkan dalam tahap pertama oleh Pemprov NTBH pada Jum’at (4/10/2019)

Dari penuturan  Aswadi setibanya di Lombok Internasional Airport (LIA) menyampaikan bahwa untuk saat ini dirinya memilih untuk mengungsi daripada tinggal menyelamatkan harta bendanya di Wamena.

“Niat untuk balik lagi, nanti dulu, kalau kondisi sudah aman, karena trauma, lebih baik kita selamatkan nyawa kita daripada harta,” tutur Aswadi.

Awadi menuturkan bahwa pada saat terjadi kerusuhan, dirinya bersama istrinya sedang makan usai shalat isya.

 Gubernur NTB Kirim Petugas Untuk Bantu Pemulangan Warga dari Kerusuhan di Wamena

“Terjadinya itu malam hari kejadiannya selesai shalat isya, sehabis kita makan-makan, baru ada api besar,” ungkap Aswadi.

Bersaudara

Panglima Kodam Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab bersama Danlanud mengunjungi Pengungsi di Wamena, Rabu (2/10/2019).
Panglima Kodam Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab bersama Danlanud mengunjungi Pengungsi di Wamena, Rabu (2/10/2019). (Kontributor Tribunnews.com/B Ambarita)

Menut Aswadi, dirinya di sana sudah merasa akrab dengan warga Papua, dan dirinya menganggap bahwa warga asli Papua sudah menjadi saudaranya.

Berita Rekomendasi

“Kalau saya di sana, pergaulan sama orang Wamena serasa sudah seperti saudara, karena juga banyak pendatang, serasa Wamena sudah kayak tanah kelahiran sendiri,” ungkap Asawadi.

Bapak paruh baya ini menyebutkan bahwa dirinya disana bekerja sebagai marbot masjid, dan istrinya sebagai guru tenaga honorer dan menempati Wamena selam lebih dari 2 tahun.

Sebelumnya Kepala Dinas Sosial NTB, Wismaningsih Drajadiah  yang menyambut kedatangan 8 warga NTB ini menyebutkan, bahwa turut perihatin atas kejadian di Wamena, dan 8 orang yang dipulangkan ini merupakan bantuan dari pemerintah Provinsi NTB.

HALAMAN SELANJUTNYA ==============>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas