Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Akhir Kisah Pemboikotan Hajatan Nikahan di Sragen karena Beda Pilihan Kades

Pemboikotan hajatan keluarga Suhartini (49), warga Desa Hadiluwih, Kabupaten Sragen berujung damai.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Akhir Kisah Pemboikotan Hajatan Nikahan di Sragen karena Beda Pilihan Kades
Istimewa
Kondisi pernikahan yang diboikot warga karena beda pilihan Pilkades di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen 

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Pemboikotan hajatan keluarga Suhartini (49), warga Desa Hadiluwih, Kabupaten Sragen berujung damai.

Suhartini dimediasi Camat Sumberlawang, Heru Susanto dengan sejumlah perangkat desa setempat.

Proses damai itu juga disaksikan Kapolsek Sumberlawang, AKP Fajar Nur Ihsanudin dan Kasi Pemerintahan kecamatan setempat, Iwan Budiyanto.

Hasil mediasi berupa permintaan maaf dari pihak Ketua RT setempat kepada keluarga besar Suhartini.

Sebagai informasi, mediasi itu diinisiasi Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Dia menginstruksikan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) Sumberlawang untuk meredam perselisihan antar warga yang mulai santer di media massa, beberapa waktu lalu.

"Saya menghimbau masyarakat di sana, ayolah jangan seperti itu. Kita harus guyub rukun. Kok dimulai perpecahan-perpecahan kecil yang tidak penting dan tidak ada gunanya," ujar Yuni, Jumat (18/10/2019).

BERITA TERKAIT

Dia berharap konflik di Desa Hadiluwih tidak terjadi di tempat lain.

Tarub di rumah Suhartini di Jetak RT 13 Desa Hadiluwih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tengah dicopoti setelah digunakan untuk hajatan pernikahan, Rabu (16/10/2019).
Tarub di rumah Suhartini di Jetak RT 13 Desa Hadiluwih Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tengah dicopoti setelah digunakan untuk hajatan pernikahan, Rabu (16/10/2019). (Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani)

Awal Konflik karena Beda Pilihan Pilkades

Sebelumnya Hajatan Suhartini (50) seorang janda warga Jetak RT 13 Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen harus menelan kepahitan saat hajatan pernikahan anaknya diboikot warga.

Warga satu RT nya bahkan tidak ada yang datang untuk sekadar rewang (membantu) atau mendatangi hajatannya.

"Sebelumnya saya sudah minta tolong ke pak RT untuk mengerahkan warga untuk rewang saat hajatan, tapi dilemparkan ke karang taruna, ke karang taruna dilemparkan lagi ke pak RT.

Ya sudah habis itu saya pulang," terang Tini kepada Tribun Jateng, Kamis (17/10).

Pada hajatan itu, Tini sedang menikahkan anaknya Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko yang juga warga Desa Hadiluwih, Rabu (16/10).

"Satu RT itu hampir 90 persen warga tidak datang, yang datang juga hanya rombongan besan, kerabat dekat, kerabat jauh, RT-RT sebelah sini," lanjut dia.

Tini mengaku bahkan karena tidak ada warga yang datang untuk rewang, dirinya bersama kerabat dekat mencari bantuan pemuda dukuh lain untuk penyaji tamu undangan.

"Alhamdulillah masih ada orang baik yang mau membantu, beberapa warga, sama pemuda dari warga MTA mau rewang," lanjut dia.

Aksi boikot Tini katakan sudah terlihat sejak malam pembuatan undangan atau dalam istilah jawa klumpukan ulem satu Minggu sebelum hajatan.

“Sejak klumpukan ulem kemarin sudah diboikot.

Waktu hajatan kabar yang saya dengar warga yang mau datang dihalang-halangi oleh seorang oknum dan melarang nggak boleh datang ke hajatan saya padahal mereka sudah dandan rapi.

Juga ada yang sudah jalan ke rumah diteriaki agar balik saja dan nggak usah datang," lanjut dia.

Aksi boikot itu terjadi diduga akibat salah satu oknum tokoh di kebayanan wilayah Tini yang melarang untuk datang di hajatan Tini.

Oknum itu diketahui adalah pendukung salah satu calon kepala Desa Hadiluwih yang kebetulan satu RT dengan Tini yang gagal pada Pilkades 26 September lalu.

Suhartini (paling kiri) ditemani putri sulungnya, Siti Aminah (paling kanan) memberikan tanggapan soal boikot yang menimpa acara pernikahan Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019).
Suhartini (paling kiri) ditemani putri sulungnya, Siti Aminah (paling kanan) memberikan tanggapan soal boikot yang menimpa acara pernikahan Dwi Sri Suwarni dengan Eko Jatmiko di RT 13 Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, Kamis (17/10/2019). (Tribun Solo/Adi Surya)

Kiriman Makanan Hajatan Ditolak
Tini menerangkan satu minggu sebelumnya telah membuat bungkusan makanan sebanyak 600 untuk dibagikan di satu kebayanan.

Warga satu RT Tini pun bahkan ada yang tidak mau menerima bungkusan tersebut, mereka memilih mengembalikan bahkan ada yang dibuang.

"Jadi ada yang menulis itu,siapa saja yang tidak mau menerima ditulis lalu diserahkan kepada saya berikut dengan bungkusannya," terang Tini.

Desa Hadiluwih sendiri ada lima calon kepada desa yang bertanding 26 September lalu. Calon kepala desa lainnya pun turut hadir dalam hajatan Tini kecuali yang disinyalir memboikot hajatannya. (Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bupati Sragen Damaikan Aksi Boikot Hajatan Warga Beda Pilihan Kades, https://jateng.tribunnews.com/2019/10/18/bupati-sragen-damaikan-aksi-boikot-hajatan-warga-beda-pilihan-kades

dan Pengakuan Suhartini Yang Hajatannya Diboikot Warga Karena Berbeda Pilihan Saat Pilkades, https://jateng.tribunnews.com/2019/10/18/pengakuan-suhartini-yang-hajatannya-diboikot-warga-karena-berbeda-pilihan-saat-pilkades?page=all.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas