VIRAL Video Siswa SMK Ditampar Seorang Motivator, Berawal dari Kesalahan Tulis Operator
Viral sebuah video memperlihatkan siswa SMK ditampar seorang motivator, berawal dari kesalahan operator menulis.
Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
Viral Video Motivator Tampar Siswa SMK di Malang, Kronologi hingga Reaksi Kepala Sekolah
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan aksi pengajar motivator menampar sejumlah siswa SMK viral di media sosial.
Dalam video tersebut, sejumlah siswa terlihat berdiri berbaris di depan kelas.
Seorang pria kemudian menampak satu per satu siswa yang berbaris itu.
Peristiwa itu disaksikan oleh para siswa lainnya.
Video tersebut direkam dari sisi belakang.
Baca: Tak Terbukti Bersalah, Video Detik-detik Vicky Nitinegoro Keluar dari Polda: Maaf Telah Buat Resah
Kejadian itu rupanya terjadi di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Jawa Timur.
Penampar siswa adalah seorang motivator digital marketing yang bernama Agus Setiyawan (AS) alias Agus Piranhamas (AP).
Berikut rangkumannya:
1. Kronologi Kejadian
Kejadian pemukulan itu terjadi pada Kamis (17/10/2019), setelah acara dibuka kepala sekolah.
Saat itu, sejumlah siswa sedang mengikuti Seminar Motivasi Berwirausaha yang diisi oleh AS sebagai motivator.
Di ruangan ada pihak sekolah sebagai Operator (Asisten Sorot/Asrot) atas nama Budi, guru Simdik/Komputer pada MTs dan SMK Muhammadiyah 2 Malang.
Ada kesalahan tulis goblok yang dilakukan Budi atas itu.
Kemudian sejumlah siswa menertawakan.
Diduga, AS tersinggung akibat siswa tertawa saat ada penulisan kata ‘goblok’.
Siswa yang tertawa kemudian dipanggil ke depan dan ditampar satu persatu.
Dalam video yang viral terlihat ada lima siswa yang berbaris dan bergantian dipukul.
AS memukul para siswa sambil meneriakkan kata ‘goblok’.
2. Polisi Lakukan Pendalaman
Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander mengatakan masih menyelidiki kasus pemukulan tersebut.
“Kami masih di lapangan untuk cek korban dulu ya,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis malam.
Sedangkan, laporan atas kejadian kekerasan terhadap siswa itu sudah masuk ke Mapolres Malang Kota.
“Masih on proses. Nanti kami info,” katanya.
Sampai sejauh ini, status kasus itu masih dalam penyilidikan.
Polres Malang Kota belum menetapkan tersangka atas kasus itu.
“Belum masih cek TKP dulu,” katanya.
Baca: VIRAL Video Kursus Membaca Cepat di China, Siswa Dididik Agar Bisa Baca 100 Ribu Kata dalam 5 Menit
Sementara itu, AS hingga saat ini belum bisa dimintai konfirmasi.
Upaya konfirmasi dari Kompas.com belum mendapat respons.
3. Respons Kepala Sekolah
Pasca-kejadian itu, pihak sekolah mengumpulkan siswa dan walimurid di aula sekolah, Jumat (18/10/2019).
"Anak saya gak cerita ada kejadian itu. Saya tahunya saat ditelpon walikelas untuk datang ke sekolah dan ada viral videonya," jelas M Sabar, wali murid yang anaknya jadi korban penamparan pada suryamalang.com di aula sekolah.
Ia menduga anaknya malu sehingga tidak cerita.
Anaknya siswa kelas 10 itu sampai mimisan.
"Kalau dari orangtua, menyerahkan saja ke kepolisian karena sudah ditangani," katanya.
Matanya berkaca-kaca.
Disebutnya, kalau untuk mendidik tidak apa.
Tapi jika sampai ada penamparan, sebagai orangtua ia sedih melihat anaknya diperlakukan seperti itu.
Nurcholis, Kepala SMK Muhammadiyah 2 menyatakan baru pertama kali menggunakan jasa Agus Setiyawan sebagai motivator.
"Yang ikut kegiatan motivasi usaha ada 125 siswa. Yaitu kelas 10-12 program keahlian TKJ dan Multimedia," jelas wanita yang akrab dipanggil Bu Nunung itu.
Menurutnya, banyak sekolah di Kota Malang memakai jasa Agus sebagai motivator.
"Tapi yang terjadi kemarin di luar kendali. Harusnya Pak Agus juga bisa mengendalikan diri," jawabnya.
Dijelaskan, sebagai pribadi ia memaafkan. Tapi sebagai lembaga, tentu ada penyelesaikan sendiri.
Baca: Lewat Video, Rocky Gerung Sampaikan Akun Twitternya Diretas: Dicuri oleh si Dungu
Video viral itu direkam oleh siswa yang ikut kegiatan motivasi itu.
"Saya tidak menyalahkan siswa saya yang merekam video itu," jelasnya.
Dari kepolisian juga sudah meminta keterangan siswa yang jadi korban penamparan motivator.
"Semalam dipanggil 10 siswa. Tapi yang bisa datang ada 8," jelas salah satu siswa korban.
(Tribunnews.com/Daryono) (Suryamalang/Sylvianita Widyawati)