'Nyanyian' Bahar Menguak Konspirasi dengan Ibunya Membunuh Sang Ayah, Mayatnya Dicor di Bawah Musala
Setelah mendengar cerita Bahar itulah, akhirnya Misri dan Bahar mendatangi Polsek Ledokombo dan melaporkan peristiwa itu.
Editor: Hendra Gunawan
Saat Surono tidur itulah, Bahar memukulnya memakai linggis.
Wajah bagian kiri Surono mengalami luka parah, dan terjadi pendarahan hebat.
Busani membantu sang anak, dengan mematikan lampu di depan rumah yang berada di dekat kamar Surono.
"Korban S juga memiliki riwayat sakit pernafasan. Luka berat ditambah riwayat penyakitnya itulah yang diduga menjadi penyebab kematian dia," ujar Alfian.
Surono tewas akibat pukulan linggis itu. Bahar bersama Busani kemudian menggotong mayat Surono ke belakang rumah itu.
Bahar menggotong bagian atas, sedangkan Busani memegangi kakinya.
Saat menggotong itu, Busani melepaskan gotongannya karena diduga tidak kuat. Akhirnya Bahar menyeret tubuh sang ayah ke bagian belakang rumahnya.
Ketika peristiwa itu terjadi, bagian belakang rumah belum menjadi dapur permanen seperti saat kasus itu terendus pada Minggu (3/11/2019). Di belakang rumah hanya ada bangunan semi permanen, dan lahan kosong.
Bahar menggali tanah di bangunan semi permanen itu. Dia pun memasukkan tubuh ayahnya ke liang itu.
Baca: Terkini Mayat Pria Dicor di Bawah Musala, Ternyata Korban Dibunuh Anaknya Pakai Linggis saat Tidur
Baca: Teka-teki Mayat Pria Dicor di Bawah Musala: Anak Ngaku Mimpi Bapaknya hingga Istri Malah Nikah Lagi
Karena liangnya tidak begitu panjang, kaki Surono tertekuk dengan kepala ada di sisi barat. Dia menempatkan linggis di bawah jasad ayahnya. Surono terkubur bersama baju dan sarungnya. Setelah itu, Bahar menimbun tubuh ayahnya memakai semen yang telah dicampur air hingga lubang itu tertutup.
Setelah peristiwa yang terjadi tengah malam itu, Bahar mengambil tas milik Surono. Di tas itu, tersimpan uang tunai sebanyak Rp 6 juta.
Uang itu diambil oleh Bahar. Setelahnya, dia membonceng ibunya memakai sepeda motor CBR ke rumah neneknya. CBR milik Surono ini belakangan dijual oleh Bahar seharga Rp 19 juta.
Setelah membunuh ayahnya, Bahar menitipkan ibunya ke rumah sang nenek, Misnatun, yang tidak jauh dari rumah Surono.
Kemudian, dia pulang ke rumah istrinya yang masih berada di Desa Sumbersalak. Bahar masih menginap semalam di rumah istrinya. Keesokan harinya, dia kembali ke Bali.