Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

8 Fakta Mayat Dicor Di Bawah Musala: Surono Sempat Pisah Ranjang hingga Begini Pengakuan Busani

8 Fakta Mayat Dicor Di Bawah Musala: Surono Sempat Pisah Ranjang hingga Begini Pengakuan Busani

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in 8 Fakta Mayat Dicor Di Bawah Musala: Surono Sempat Pisah Ranjang hingga Begini Pengakuan Busani
IST, Surya/Sri Wahyunik
Terkini Mayat Pria Dicor di Bawah Musala, Ternyata Korban Dibunuh Anaknya Pakai Linggis saat Tidur 

8 Fakta Mayat Dicor Di Bawah Musala: Surono Sempat Pisah Ranjang hingga Begini Pengakuan Busani

TRIBUNNEWS.COM - Penemuan mayat Surono (51) warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Jember membuat heboh sejak Senin (4/11/2019).

Surono ditemukan dikubur di musala rumahnya yang baru dibangun sekitar enam bulan lalu atau satu bulan setelah kepergian Surono.

Keluarga dekat Surono yaitu sang istri Busani (45) dan anaknya Bahar (25) dipercayai sangat mengetahui perihal peristiwa yang dipastikan polisi sebagai kasus pembunuhan tersebut.

Busani, istri Surono justru blak-blakan mengungkap fakta di balik peristiwa tragis itu.

Berikut fakta dibalik penemuan mayat Surono yang dicor di bawah Musala.

1. Sempat pisah ranjang

BERITA TERKAIT

Busani menceritakan kisahnya yang sudah 29 tahun menikah dengan Surono.

Pernikahan Busani dan Surono dikaruniai tiga orang anak.

Anak pertamanya sudah meninggal dunia.

Anak keduanya, laki-laki bernama Bahar Mario, dan anak ketiganya perempuan bernama Fatim (20).

Busani mengaku mengalami pasang surut dalam berumah tangga.

Sampai akhirnya, pasangan suami istri itu juga tinggal terpisah meskipun masih berada dalam satu bangunan.

Rumah Surono memiliki dua bangunan utama dengan dua pintu masuk yang bergandengan tembok.

Surono tinggal di rumah bagian barat, sedangkan Busani tinggal di bangunan bagian timur.

Busani pun menyelidiki perilaku suaminya.

"Saya selidiki, kata beberapa orang yang bekerja di ladang itu, kalau dia punya pacar. Saya pun bertanya kepadanya. Dia malah meminta saya nyari suami lain. Selalu begitu jawaban dia kalau marah," imbuhnya yang dikutip dari Surya.co.id

2. Busani merasa tak dianggap istri

Sebelum Surono tewas, lelaki itu sempat bekerja selama empat bulan di Bali. Setelahnya, dia kembali lagi ke desanya.

Busani mengatakan, sikap Surono tetap tidak berubah.

Dia tidak menganggap dirinya sebagai istri.

Busani menuturkan, beberapa tahun terakhir, suaminya terbilang sukses.

Hasil panen kopi terbilang banyak setiap tahun. Dari penuturan pihak kepolisian, hasil panen kopi Surono dan istrinya per tahun mencapai Rp 90 - Rp 100 juta.

"Akhir-akhir ini kan dia sukses. Tetapi setelah sukses, dia itu suka jalan sendiri. Tidak ajak-ajak saya.

Bahkan lebih sering pergi, atau makan di luar. Biasanya pergi siang, pulang ke rumah itu malam antara jam 10 malam sampai jam 1 malam," tutur Busani.

Busani mengaku sempat menegur suaminya perihal perilakunya itu, namun dirinya justru mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

"Tetapi dia marah-marah, bahkan sampai bilang tidak usah tanya-tanya karena bukan urusannya," kata Busani.

3. Curhat pada sang anak, Bahar

Sekitar bulan Maret lalu, atau beberapa pekan sebelum Surono tewas, Busani 'curhat' kepada anaknya, Bahar.

Selain cerita itu, Busani juga menuturkan kalau dirinya dipukul oleh sang suami. Pemukulan dilakukan memakai sandal di bagian lengan atas kanan.

"Saya cerita kalau saya habis dipukul sampai lebam. Dipukul pakai sandal. Mendengar cerita saya, Bahar langsung bilang 'lek ngono, tak pateni ae (kalau begitu aku bunuh saja)'," kata Busani

 Mendengar perkataan anaknya, Busani pun tidak melarangnya. Dia malah bilang 'terserah' dan 'ikhlas'.

"Saya bilang, 'saya ikhlas' dan 'terserah kamu'," tuturnya.

Menurutnya, keinginan membunuh Surono berasal dari Bahar

4. Kronologi Surono dibunuh

pada suatu malam di akhir Maret 2019, Bahar menelepon dirinya.

Dia menuturkan sedang dalam perjalanan dari Bali untuk pulang ke rumahnya.

Bahar tiba di rumah itu sekitar pukul 23.00 Wib.

Dia pun menjawab kalau Surono tidur di kamar rumah barat.

Bahar pun meminta palu. "Dia minta pethil (palu). Saya kasih, tapi katanya terlalu kecil," imbuhnya.

Dia tidak mau memakai palu itu. Busani kemudian menyuruh Bahar untuk mencari benda yang diperlukannya.

Bahar pun mendapatkan linggis berukuran panjang sekitar 65 centimeter, diameter 4 centimeter, dan berat 10 Kg.

Memakai linggis itu, Bahar menghabisi nyawa sang ayah saat tidur. Dia memukul bagian wajah ayahnya.

5. Busani gemetar melihat sang suami dibunuh

Saat pembunuhan terjadi, Busani mengaku panik dan gemetar.

Dia pun memilih lari ke sungai yang berada di belakang rumahnya. Dia berada di sungai itu sekitar 1,5 jam. Dia kembali ketika suasana sudah sepi.

"Saya gemetar, dan panik. Saya berlari ke sungai, dan berdiam di sana sekitar 1,5 jam. Saya kembali ketika sudah sepi. Saya mendengar suara kaki mondar-mandir," ujar Busani.

Penuturan ini sedikit berbeda dengan yang didapatkan Surya dari pihak polisi.

Dari keterangan polisi, Busani sempat membantu membawa tubuh Surono ke bagian belakang rumahnya, yang menjadi lokasi penguburan.

Namun saat membantu itu, dia tidak kuat akhirnya melepaskan kaki sang suami yang digotongnya.

Melihat itu, anaknya meminta Busani tidak usah membantu menggotong jasad ayahnya.

6. Bahar sempat ambil uang Surono

Setelah selesai menghabisi nyawa sang ayah, Bahar juga meminta cangkul untuk memendang tubuh ayahnya.

Bahar juga menimbun lubang penguburan ayahnya memakai semen dicampur air.

Busani lantas meminta anaknya untuk membersihkan diri ke sungai.

Bahar juga membuang celananya ke sungai.

Selanjutnya Bahar mencari uang milik ayahnya.

Dia mendapatkan uang tunai Rp 6 juta.

"Uang itu katanya untuk sangu pulang ke Bali," ujar Busani.

Sebelum pergi meninggalkan rumah itu, kata Busani, Bahar sempat minta maaf kepadanya. Bahar menyebut dirinya anak durhaka.

Busani pun menjawab pendek 'tidak apa-apa, tapi jangan diulangi'.

7. Bahar mengancam akan membunuh ibunya

Setelah peristiwa tersebut Bahar juga mewanti-wanti supaya Busani tidak menceritakan peristiwa malam itu kepada siapapun.

Bahar juga mengancam akan membunuh ibunya juga kalau sampai cerita ke orang lain.

Setelah mengantarkan ibunya ke rumah sang nenek yang tidak jauh dari rumahnya, Bahar pergi memakai sepeda motor ayahnya.

Dia juga mengantongi STNK sepeda motor itu.

8. Bahar dan Busani ditetapkan jadi tersangka

Sejak awal kasus ini terungkap, polisi menduga Busani dan Bahar mengetahui apa yang terjadi pada Surono.

Karenanya, dari Busani juga polisi menguak misteri tewasnya Surono.

Sehingga polisi menetapkan Bahar dan Busani, anak dan istri Surono sebagai tersangka dalam kasus penemuan mayat dicor di bawah musala rumahnya.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Surya.co.id/Sri Wahyunik)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas