80 Persen Kecelakaan di Tol Cipali Disebabkan Sopir Mengantuk, Bukan Karena Konstruksi Jalan
Suyitno menyatakan, sebagai operator jalan tol, PT LMS telah melaksanakan rangkaian standar aturan yang ditentukan regulator.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM - General Manager Operasional PT Lintas Marga Sedaya (LMS), Suyitno Sari, membantah konstruksi jalan tol yang kurang baik menjadi pemicu kecelakaan maut di Tol Cipali.
Menurut Suyitno, kontur jalan di tol ini bagus.
"Dari data yang kami miliki, 80 persen kecelakaan di Tol Cipali disebabkan sopir mengantuk atau bisa disimpulkan karena human error," kata Suyitno.
Suyitno menyatakan, sebagai operator jalan tol, PT LMS telah melaksanakan rangkaian standar aturan yang ditentukan regulator.
Pelaksanaan pengamanan tol meliputi tali baja atau wire rope sepanjang 18 kilometer yang berfungsi sebagai pemisah pada median jalan sehingga bisa mengantisipasi kendaraan melintas ke jalur berlawanan.
Pihaknya juga memasang MCB hingga di median terbuka sedalam 10 meter.
LMS juga telah memasang garis kejut (rumble dots) dan lampu strobo di beberapa titik yang rawan kecelakaan.
Kedua benda tersebut berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan pengemudi saat berkendara di jalan tol.
Pemasangan tali baja, garis kejut, dan lampu strobo merupakan upaya LMS dalam aspek teknis untuk meningkatkan keselamatan berkendara di jalan tol.
"Tol Cipali sudah melalui tahap sekaligus memenuhi standar minimum pelayanan (SPM) persyaratan sesuai ketentuan regulator BPJT," tegasnya.
Ke Depan, Tol Cipali akan ditambah lajurnya dari saat ini yang 2-2 akan menjadi 3-3.. (mega nugraha/syarif abdussalam/cipta permana/tribunnetwork)