Terkait Gempa Malut dan Sulut, BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami
Selain mencabut peringatan dini tsunami, BMKG melalui website resminya juga memperbaharui informasi terkait gempa tersebut
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini tsunami terkait gempa berkekuatan 7.1 Magnitudo yang mengguncang Maluku Utara dan Sulawesi Utara, Kamis (14/11/2019).
Selain mencabut peringatan dini tsunami, BMKG melalui website resminya juga memperbaharui informasi terkait gempa tersebut.
Baca: Diguncang Gempa dan Peringatan Dini Tsunami, Warga Jailolo Halmahera Mengungsi ke Bukit
Melansir dari inatews.bmkg.go.id, gempa terkahir berkekuatan Magnitudo 5.9 pada pukul 01.45 WIB, Jumat (16/11/2019).
Titik gempa terkahir berada di 1.49 Lintang Utara, 126.40 Bujur Timur di jarak 127 Km Barat Laut Jailolo, Maluku utara dengan kedalaman 10 Km.
Peringatan BMKG soal potensi Tsunami
Sebelumnya, titik gempa berada di 1.67 Lintang Utara, 126.39 Bujur Timur di jarak 137 km Barat Laut Jailolo, Maluku Utara dengan kedalaman 73 Km.
BMKG pun telah memberikan peringatan dini Tsunami ke-2 terkait gempa tersebut.
Berikut daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan:
Halmahera, Maluku Utara berstatus waspada
Kota Bitung, Sulawesi Utara berstatus waspada
Kota Ternate, Maluku Utara berstatus waspada.
Sempat diimbau tak perlu mengungsi
Terkait status waspada, Kasi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Edward Menko menjelaskan jika terjadi tsunami, maka ketinggiannya diperkirakan hanya setengah meter atau 50 sentimeter.
"Pertama itu waspada. Perkiraan ketinggian maksimal setengah meter. Siaga ketinggian bisa 3 meter. Awas itu lebih dari 3 meter," katanya saat dihubungi Kompas TV melalui tayangan Breaking News, Kamis.
Dengan demikian, Edward mengimbau kepada warga yang berada di sekitaran bibir pantai agar tidak perlu mengungsi.
Baca: BREAKING NEWS: Gempa 7.1 Magnitudo Guncang Maluku Utara, BMKG Beri Peringatan Dini Tsunami
Hanya saja, lanjutnya, warga diimbau tidak berada di bibir pantai atau muara sungai.
"Meski ketinggian maksimal setengah meter, tapi kecepatan gelombang lumayan tinggi. Arahannya, jangan berdiri di tepi pantai dan muara sungai," tutur Edward.