Update Terbaru, Pasca Gempa M 7,1 di Maluku Utara dan Sulawesi Utara Aktivitas Warga Kembali Normal
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan aktivitas warga kembali normal pasca gempa M 7,1 di Maluku dan Sulawesi Utara Kamis (14/11/2019) kema
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wulan Kurnia Putri
Laporan Korban dan Kerusakan Sementara
Data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BNPB mencatat dua orang mengalami luka akibat gempa.
Diketahui korban bernama Delvi Peo dan Mesin Bunga yang berasal dari Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate.
Untuk kerusakan fisik, BPBD Kota Ternate mencatat 6 rumah rusak ringan yang berada di Kelurahan Mayau sebanyak 3 unit, Kelurahan Lekewi 2 unit dan Kelurahan Bido unit 1.
Semuanya di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate.
Sedangkan 2 unit gereja rusak ringan di Kelurahan Bido dan Kelurahan Lelewi.
Upaya yang terus dilakukan yaitu melakukan koordinasi dengan BMKG, BPBD Kabupaten dan kota serta sektor terkait untuk mengidentifikasi korban kerusakan dan kerugian akibat gempa bumi.
Di samping itu, posko telah didirikan di Jalan Hasan Esa Takoma, Kota Ternate.
Sebelumnya BMKG melaporkan gempa bumi dengan kekuatan M 7.1 pada tanggal 14 November 2019, pukul 23.17.43 WIB pada lokasi 1,67 LS 126.39 BT di kedalaman 73 Km.
Baca: Peringatan Dini Tsunami di Maluku Utara Dicabut, Beberapa Gempa Susulan Masih Terjadi
Keterangan BMKG
Penyebab terjadinya gempa yang hampir bersamaan di beberapa wilayah seperti di Barat Daya Pesisir Selatan Sumatera Barat, Bali, Timut Laut Poso, Timur Laut Ambon, Maluku dan Sulut menjadi sebuah pertanyaan.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono menjelaskan penyebab terjadinya gempa bumi di beberapa daerah sejak Kamis (14/11/2019) malam hingga Jumat (15/11/2019) dini hari tadi.
Menurutnya, wilayah Indonesia memiliki banyak sumber gempa yang memiliki medan dan akumulasi energi peyebab gempa sendiri-sendiri.