Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Lengkap Bocah Dipasung Tewas saat Kontrakan Terbakar, Kakinya Sempat Tertinggal saat Evakuasi

Cerita Lengkap Bocah Dipasung Tewas dalam Kontrakan Terbakar,Kakinya Sempat Tertinggal Saat Evakuasi

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Daryono
zoom-in Cerita Lengkap Bocah Dipasung Tewas saat Kontrakan Terbakar, Kakinya Sempat Tertinggal saat Evakuasi
KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi
Seorang anak berinisial Z (10) meninggal dunia setelah terjebak di dalam satu rumah kontrakan di Gang Sayur Asem, RT 014 RW 004, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Minggu (17/11/2019) sore. Z yang berkebutuhan khusus itu terjebak dalam rumah karena di pasung oleh bapaknya, Suhin. 

Cerita Lengkap Bocah Dipasung Tewas dalam Kontrakan Terbakar,Kakinya Sempat Tertinggal Saat Evakuasi

TRIBUNNEWS.COM - ZKA (10) bocah berkebutuhan khusus tewas terbakar di kontrakannya, Minggu (17/11/2019).

ZKA meninggal saat api membakar rumah kontrakannya di Jalan Sayur Asem, Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.

Saat terjadi kebakaran diketahui ZKA dipasung sang ayah di dalam rumah kontrakannya tersebut.

Menurut pengakuan tetangganya Ruspianti (45), ZKA dipasung oleh sang ayah lantaran sulit dijaga.

Ruspianti mengaku dirinya berada di tempat kejadian saat terjadi kebakaran yang menghanguskan rumah ZKA.

"Itu anaknya di dalam, mungkin enggak bisa keluar kali ya. Dia kan kakinya dirantai," ujar Ruspianti yang dikutip dari Tribun Jakarta.

BERITA REKOMENDASI

Kemudian Ruspinati menceritakan saat evakuasi kaki ZKA sempat tertinggal.

Ia menduga kakinya putus saat berusaha keluar rumah saat kebakaran.

"Pas dibawa itu kakinya ketinggalan yang dirantai. Terus dibawa dimasukin ember kakinya," ujarnya.

Selanjutnya Ervin (38) tetangga ZKA, menceritakan keseharian bocah tersebut.

"Sering keluar, ke jalan raya gitu. Saya bawa balik ke rumahnya," ujar Ervin saat ditemui di rumahnya.


Ervin mengaku juga pernah melihat ada bekas tali ikatan di kaki ZKA.

Hal tersebut diduga bekas pasungan yang dilakukan sang ayah.

Bocah itu sudah lama dipasung dengan cara diikat kakinya.

Dari dalam rumah, Ervin juga mengaku sering mendengar teriakan ZKA.

"Sering teriak, mungkin laper kali ya. Keras teriakannya," ujarnya.

Ia tidak mengerti mengapa bocah itu sering lari-larian keluar rumah

"Ya mungkin biar enggak lari-larian ke jalan yang jadinya malah kecelakaan," ujarnya.

Dikutip dari TribunJakarta.com, sumber api yang membakar kontrakan dan menewaskan KZA pada Minggu (17/11/2019), diduga berasal dari kompor gas.

Rida (45), warga yang pernah turut mengasuh ZKA mengatakan tingkah laku ZKA yang hiperaktif.

"Saya juga pernah ngerawatin dia (ZKA), tiga hari saya bawa ke rumah. Tapi saya enggak sanggup," ujar Rida di lokasi kebakaran, Senin (18/11/2019).

Pasalnya, ZKA memang hiperaktif.

Ia tidak bisa bicara dan tenaganya sangat kuat.

"Dia bisa jam empat Subuh lompat pagar. Aktif banget anaknya," ujarnya.

Ia juga mengatakan rumah kontrakan yang ditinggali ZKA bersama ayahnya pernah terbakar pada Oktober.

Saat itu api berhasil dipadamkan dan tidak sempat membesar.

"Sebulan sebelumnya juga pernah kebakaran, cuma masih sempat dipadamin," ujar Rida di lokasi, Senin (18/11/2019).

Rida menduga kebakaran di dalam kontrakan satu petak itu ada peralatan yang bisa menimbulkan api, seperti kompor ataupun korek.

"Ya karena bocah itu kan dia hiperaktif, mungkin lapar jadi dia ngutak-ngutik kompor, kan kepantik api," ujarnya.

Rida yang juga pemerhati anak, sudah memantau KZA sejak lama.

Bocah malang itu dan ayahnya baru pindah ke Gang Sayur Asem sejak tiga bulan lalu, sekitar bulan Agustus.

Sebelumnya mereka diusir dari kontrakan sebelumnya dekat kantor kelurahan Setu, sekira dua kilometer dari kontrakan yang baru.

"Yang sebelumnya pindah karena diusir sama warga yang lain," ujarnya.

Rida tidak bisa menyalahkan sang ayah yang memasungnya.

Kalau sang anak dibiarkan tak terikat, ia bisa lari ke mana-mana dan mengganggu lingkungan.

Terlebih Suhin, sang ayah, harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua.

Sang ayah kerja serabutan yang tidak ada penghasilan tetap.

 "Saya sih gimana ya, tidak bisa menyalahkan bapaknya juga kalau memasung ya."

"Bapaknya juga harus kerja," ujarnya.

Sebelumnya ZKA pernah dibawa ke rumah singgah untuk mendapatkan perawatan dari Dinsos.

Kepala Dinsos Tangsel, Wahyunoto Lukman, saat itu mengatakan alasan pemasungan karena orangtuanya secara ekonomi tak mampu menangani ZKA.

Kemiskinan akhirnya membuat orang tuanya tak pikir panjang untuk memasung ZKA agar tidak mengganggu orang lain.

"Ini karena ketidakmampuan ekonomi keluarga, kemudian motifnya agar tidak menggangu orang lain," terang Wahyunoto, pada Rabu (13/11/2019).

Namun perawatan Dinsos Tangsel hanya sementara.

Kemudian, ZKA dikembalikan ke kedua orangtuanya, Suhin dan Wagiani.

Dengan catatan, bocah berkebutuhan khusus itu tidak lagi dirantai.

Kabar mengagetkan tersebar pada Minggu (18/11/2019) karena ZKA justru meninggal terbakar.

Jasad ZKA hangus dan saat ditemukan kakinya masih terikat rantai.

Malam hari setelah kebakaran, jenazah ZKA langsung dimakamkan atas bantuan warga sekitar.

Sang ayah diperiksa aparat Kepolisian Sektor Cisauk untuk memberikan penjelasan terkait peristiwa kebakaran itu.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas