Tak Cuma Upah Murah, Jateng Menarik Investor karena Etos Pekerja Tinggi
Tingginya etos kerja warga berhasil menarik investor untuk berbondong-bondong masuk ke Jawa Tengah.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Selain ketersediaan tenaga kerja dan upah yang relatif murah, tingginya etos kerja warga berhasil menarik investor untuk berbondong-bondong masuk ke Jawa Tengah.
Hingga saat ini total investasi yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik PMA dan PMDN mencapai Rp 211,19 triliun.
Philip D Kaligis dari PT Anugrah Cipta Mould mengatakan, magnet bagi investor untuk masuk ke Jawa Tengah saat ini adalah kinerja warganya.
Beberapa pabrik yang dia buka di Jawa Barat maupun Banten telah banyak menampung pekerja dari Jawa Tengah. Setelah mengamati, mereka menilai pekerja-pekerja dari Jawa Tengah rata-rata etosnya lebih tinggi dan mudah diajak berkomunikasi.
"Jadi kami pikir akan lebih baik buka di Jawa Tengah. Apalagi di Jawa Tengah keterserapan tenaga kerja masih cukup memadai. Karena industri kami lainnya di tempat lain tenaga kerjanya kebanyakan dari Jawa Tengah," katanya, Jumat (22/11).
Maka pada tahun 2017 silam perusahaannya membuka pabrik baru di Jepara. Bahkan
Setelah membuka pabrik di Jepara, pihaknya tengah siap-siap membuka pabrik di Kabupaten Pati dengan total investasi mencapai Rp 2 triliun, selain tetap mengembangkan pabrik yang ada di Jepara.
Yang paling membuatnya terkesan dengan Jawa Tengah adalah kondusivitas wilayah dan pekerjanya.
"Jawa Tengah sangat kondusif. Kami sudah membuka usaha pabrik komponen sepatu di Jepara. Sudah dua tahun. Dan akan mengembangkan di Pati, selain mengembangkan yang di Jepara industri pengerjaan logam percetakan sepatu di Pancur Mayong Jepara," katanya.
Selain kinerjanya, ketersediaan sumberdaya manusia dan upah di Jawa Tengah juga sangat kompetitif. Bahkan PT Parkland World Indonesia langsung mengucurkan Rp 2,1 triliun ke Jawa Tengah pada 2015 silam.
Absori, Bagian Umum perusahaan tersebut mengatakan saat ini perusahaannya telah mempekerjakan 15 ribu warga Jateng. Dan bakal menambah investasi sebesar USD 50 juta.
"Saat ini untuk investasi yang paling menarik adalah Jawa Tengah. Sumberdaya manusianya memadai. Upahnya juga kompetitif. Karena di Jabodetabek sudah sangat tinggi," katanya.
Bahkan saat ini banyak rekanannya yang mengutarakan ketertarikannya untuk turut berinvestasi di Jawa Tengah.
Karena kabar kondusivitas Jateng yang telah tersebar, dia berharap hal seperti itu akan bertahan lama agar tidak mengecewakan para pengusaha atau investor.
"Secara otomatis, kalau kita tertarik (berinvestasi di suatu daerah) pasti mengundang investor lain. Kami selalu ada komunikasi terutama di BKPM, pasti mengabarkan kepada kawan-kawan bahwa di sana (Jateng) menarik. Harapannya investasi semakin menyenangkan di Jateng," tandasnya.