Penjelasan Ketua PSHT Sragen Terkait Tendangan di Perut Yang Tewaskan Pesilat Ciliknya
Jumbadi menuturkan, FAS sudah diperkenankan melatih karena telah disahkan menjadi warga PSHT bulan September 2019.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen, Jumbadi membenarkan ada salah seorang anggotanya yang merupakan pesilat cilik, MA (13) meninggal saat latihan di Gemolong.
MA meninggal setelah menerima tendangan di bagian perut oleh salah seorang seniornya, FAS (16).
"Sebenarnya itu hanya latihan biasa gak ada kaitannya apa-apa," ujar Jumbadi kepada TribunSolo.com, Selasa (26/11/2019).
Baca: Fakta-fakta Siswa MTs Tewas Setelah Perutnya Ditendang Oleh Pelatih Pencak Silatnya
Baca: Tendangan Senior di Bagian Perut Membuat Pesilat Cilik Pingsan Sebelum Akhirnya Meninggal Dunia
Baca: Aula SMKN 1 Miri Sragen Roboh Timpa Puluhan Siswa, Mantan Kepala Sekolah: Maafkan Anak-anakku
Jumbadi menegaskan, tidak ada unsur dendam dan kesengajaan dalam kejadian malang itu.
"Ini sebenarnya latihan biasa tidak ada unsur apa-apa, unsur dendam atau kesengajaan atau apapun tidak ada," kata Jumbadi.
"Tendangan perut itu biasa, kalau tendangan perut hanya untuk menguatkan (bagian) perut, bukan tendangan disengaja dengan kekuatan si penendang," tegas Jumbadi.
Jumbadi menuturkan, FAS sudah diperkenankan melatih karena telah disahkan menjadi warga PSHT bulan September 2019.
"Yang melatih sebenarnya kalau di SH Terate, kalau sudah menjadi pendekar atau disahkan menjadi warga sebenarnya sudah (boleh)," tutur Jumbadi.
"Yang melatih di wisuda tahun ini bulan suro kemarin, bulan september itu," imbuhnya membeberkan.
Jumbadi memastikan FAS sudah mendapat sejumlah pembekalan sebelum diperkenankan melatih salah seorang anggota.
"Sebelumnya sudah mendapat pembekalan-pembekalan secara teori, cara melatih, cara mendidiknya, semua sudah dikasihkan," tandasnya.
Uji Kekuatan Perut
Sebelumnya, pesilat cilik berinisial MA (13) asal Desa Saren, Kecamatan Kalijambe, Sragen tewas saat mengikuti latihan rutin perguruan pencak silat Persatuan Setia Hati Terate (PSHT).
Kematian MA yang merupakan siswa MTS di Sragen itu diduga karena mendapatkan latihan fisik dan tendangan dari seniornya, berinisial FAS (16) asal Dusun Donoyudan, Kalijambe, Sragen.
Peristiwa nahas itu terjadi saat korban latihan di Dukuh Ngrendeng, RT 22, Desa Kaloran, Kecamatan Gemolong.
Informasi yang diterima TribunSolo.com, saat itu korban mengikuti latihan uji kekuatan perut.
Plt Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Harno mewakili Kapolres Sragen, AKBP Yimmy Kurniawan membenarkan kejadian itu.
“Betul, ada kejadian itu,” ucap AKP Harno kepada TribunSolo.com, Senin (25/11/2019).
Harno mengungkapkan kejadian malang itu terjadi saat PSHT melakukan latihan di Dukuh Ngerendeng RT 22, Dusun Kaloran, Kecamatan Gemolong, Sragen pada Minggu (24/11/2019) sekitar pukul 23.00 WIB.
“Sudah kita amankan, sudah kita mintai keterangan,” ungkap Harno.
“Memang benar yang bersangkutan nendang (menendang) di bagian perut,” imbuhnya membeberkan.
Adapun senior yang diduga menendang tersebut lanjut mantan Kasatreskrim Polres Sragen itu, telah meringkuk di Mapolres Sragen.
“Sudah kita amankan di kantor untuk kita lakukan proses penyelidikan,” ujar Harno. (Adi Surya Samodra)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Pesilat Cilik Tewas saat Uji Kekuatan Perut di Gemolong, Ini Penjelasan Lengkap Ketua PSHT Sragen